Selasa, 17 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah
Dari hasil diskusi di malam sebelumnya, hari ini kami akan memulai usaha sampingan! Hehe.. Jadi kita bakal jualan minuman dingin. Ada sirup dan teh yang ditampung 2 toples besar, dilengkapi dengan seember kecil es batu yang siap mendampingi. Ditambah lagi setoples rempeyek kacang buatan bu Pipi. Semuanya serba 500 loh. Seru ya? Hehe..
Jualan dimulai pukul 10. Tepat di depan rumah pak Cecep, kami membuka sebuah meja kayu rakitan yang dilapisi sebuah taplak meja sederhana. Target pasar utama kami adalah anak-anak TK dan SD. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk konsumen yang lain. Target awal? Ya sekitar 60-70 plastik aja. Hehe..
Kegiatan jual menjual ini cukup seru. Dengan penglaris si TomPit dan Kang Nana yang langsung transaksi, kami berlanjut heboh meneriaki siapapun yang lewat buat membeli produk kami. Haha.. Di TomPit pun ikutan heboh. “Gopeee..!! Goepeee..!!” Boro-boro beli, yang ada pada takut semua itu anak-anak kecil yang lewat. Haha.. Ditambah keusilan Jaka yang terus lari mengejar anak-anak yang ga mau beli. Ya makin kabur lah mereka. Haha..
Tanpa diduga, ternyata pembelinya banyak loh.. Ternyata sistem marketing word of mouth sangat berguna disini. Jadi siapapun yang beli, kita suruh ngajak temen yang lain. Dan mereka beneran ngajak! Haha.. Satu demi dua demi tiga konsumen terus berkunjung, membawa sekeping logam 500 dan langsung menikmati nikmatnya resapan sirup jeruk ataupun es teh manis di siang hari yang (tumben) lagi panas banget. Hehe.. Ntah kenapa kita, terutama Abi Manda Lidya dan William yang menjadi penjaga warung utama, merasa sangat senang dengan kegiatan baru ini.
Dibawah sengatan matahari yang dilawan dengan atap rumah Pak Cecep ini, kami juga melanjutkan produksi Sadeees. Produksi cukup besar. Membumbui 7kg keripik pisang yang sudah digoreng hari sebelumnya. Tapi lebih banyak diambil alih sama Ibu-Ibu tim Sadeees dibawah pengawasan Nessia. Memakan waktu beberapa jam, dan dilanjutkan dengan proses packaging yang dimulai oleh Jaka Nessia dan Dika. Aduh seneng deh kalo kelompok lagi lengkap gini. Bagi tugasnya gampang. Hehe..
Hampir jam 5 sore, dagangan minuman habis total! Haha.. Bener-bener diluar dugaan. Lebih dari 120 plastik minuman terjual. Beberapa ratus gram rempeyek juga ikut menghilang ke tangan konsumen. Seneng banget deh. Jangankan kami, TomPit yang ikutan capek,Nantinya, hasil penjualan ini, bakal kita kasih juga ke keluarga bu Ayi, sama seperti konsep Sadeees (baca day 1 kalo lupa). Hehe..
Sambil tersenyum, kami semua menyelesaikan kegiatan packaging Sadeees yang kali ini berjumlah lebih dari 150 plastik, dengan segala ukuran. Ada yang 25gr, 75gr, dan sesuai pesanan ada yang berisi 125gr serta 500gr. Lumayan lah. Dari masih semangat, sampe udah males-malesan. Haha.. Tapi demi Sadeees, semua kami korbankan! Gimana pak dosen pengawas? Sudah terlihat semangat kami? Tambah nilai ya pak..
Gimana dengan label? Buat yang baca blog kami kemarin, mungkin masih inget kisah rejectnya 5000 label Sadeees yang baru dicetak. Akhirnya, setelah memutar kepala, kami mendapatkan curahan kebaikan hati sesorang di Jakarta sana yang mau membantu. Adalah Dito, pacarnya Amanda yang ternyata punya langganan tempat percetakan. Dia mau membantu para Sadeeestis ini buat nyetak logo. Terima kasih banyak kak Dito..
Adzan Magrib sudah berkumandang dari Masjid yang masih senantiasa berisik di saat Subuh. Ditambah keberisikan dan gangguan yang masih datang dari Bapaknya Tomi. Haduh, kapan pulang ya nih orang? Haha.. Sudah lah biarkan, toh kami sekarang harus mulai bersiap-siap buat barberque kedua. Seru kan? Hehe..
Yep, seperti malam minggu di Day 6, kita mau bakar-bakar ikan lagi! Yay! Haha.. Tapi kali ini kita yang jadi tuan rumah, mengundang si kelompok tetangga. Sbenernya kita juga ngundang kelompok Indra, tp berhubung kengerian perjalanan di malam hari, mereka pun enggan buat datang. Hehe..
Masih menikmati makanan di atas daun pisang lebar panjang yang terbujur di atas tikar, dihiasi bertumpuk nasi liwet, ikan nila bakar, rebusan daun singkong, kecap manis, sambal jahe yang sangat pedas, ditambah setoples kerupuk udang mantap. Hehe.. Mau tau harga ikan nila disini? Sekilonya 15 ribu aja loh. Coba pesen di restoran di Jakarta, bukannya itu harga satu ekor? Sementara kita kemarin beli 3 kilo dpt 40 ekor ukuran kecil sampai sedang. Haha..
Kami pun makan beramai-ramai, bareng keluarga pak Cecep juga. Diiringi lantunan lagu-lagu dari ipod dan speaker yang dibawa Jaka. Foto-foto, bersenda gurau, sampai bergosip seperti biasa. Haha.. Ada yg kepedesan, ada yg makan dikit, tapi ada juga yg ga selesai-selesai, menampung sisa-sisa mereka yang ga habis makannya. Hehe..
Malam ini sangat menghibur. Di tengah-tengah suasana bosan yang lagi sering menghampiri, ternyata kegiatan seperti ini sangat berguna. Kamipun mengakhiri acara malam ini dengan menikmati seteko besar energen sereal beserta sekotak beng-beng. Malah si kelompok tetangga sempet numpang nonton sinetron. Hadoh..
Setelah bersih-bersih beres-beres, kamipun bergantian menyikat gigi, dan mengakhiri malam dengan ketegangan film Taken. Wah, dvd player emang teman setia di malam hari deh..
Tunggu blog besok ya.. Karena kita bakal ke kebun teh! Penasaran? Hehe.. Sampai besok ya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment