Day 10

Rabu, 11 Februari 2009
written by : Amanda Siallagan

Halo semua pembaca! Hari ini akan ada perubahan drastis! Yaitu perubahan penulis blog Sadeees ini. Karena Jaka yang biasa menulis blog, hari ini bakal pulang ke Jakarta bersama Dika, jadi saya (Amanda) akan dengan sigap menggantikan tugasnya, untuk melaporkan kegiatan para Sadeeestis selama beberapa hari ke depan. Ayo tepuk tangan! Hehe..

Hari ini diawali dgn Amanda kembali bgn paling pagi mengalahkan Jaka dlm per-bangun-pagi-an (dan per-tulis-blog-an). Sebenernya tadi dini hari Jaka dan Dika udah bangun buat ntn bola Brazil-Italy. Dan yaa, terbukti dari kegiatan nonton bola itu, siapa yg paling penakut dr anak2 sadeeestis yg sebenarnya penakut semua. Haha..

Jaka dan Dika kebetulan dua cowo penakut yang tersisa di dini hari itu. Krn cowo satunya lagi adalah William the Brave (dpanggil bgitu krn dia satu2nya yg brani keluar mlm sndiri) sudah tertidur. Nah, kira2 siapa diantara Jaka dan Dika yg brani dtinggal sndiri?

Scene 1
Dika : "Jak, gw ke kamar dulu ya, mau **** (lupa mau apa)"
Jaka : "Ok Dik."

Yeaay, Jaka lulus tes ditinggal diluar sndiri! Bagaimana dgn Dika?

Scene 2
Jaka : *Brrr (menggigil)* "Dik, gw ke kamar dulu ya, mau ambil sweater sama selimut."
Dika : (Dgn lantang) "Gw ikut Jak!!"
Jaka : "Ngapain sih ikutan?"
Dika : "Gw takut sendirian diluar.."

Laah, sia2 ilmu TIMA lo dik. Haha..

Anyway, hari ini kegiatan klmp kita adalah bumbuin pisang-potongan-ok yang kmrn digoreng buat dibawa pulang Jaka dan Dika ke Jakarta hari ini. Produksi dimulai pagi sekali. Sampe-sampe pas anggota yg bangun pertama (Baca : Amanda) terbangun, tim Ibu-Ibu pembela Bu Ayi sudah standby ngulek bumbu di belakang. Bumbu yang diproses hari ini berasa pedas manis lagi, sesuai yang telah kami setujui sebagai produk utama. Sekitar 30 bungkus lebih akan dibawa ke Jakarta oleh Jaka dan Dika. Termasuk pesanan Pak Felix, salah satu dosen di Prasetiya Mulya. Produksi hari ini sama berhasilnya dgn gorengan pisang kemarin. Mantap lah! Rasa ok, bumbu ok, kerenyahan ok, bentuk ok. Yang masih kita tes itu hanya tingkat kemelempeman Sadeees. Doakan tahan sampai 1 bulan ya. Hehe..

Setelah proses packaging Sadeees, supirnya jaka yg rada dodol merapat ke rumah Pak Cecep. Knp rada dodol? Krn dgn paniknya, dia nelpon Jaka dan mengatakan "Bang! Saya kyanya nyasar nih, gak tau dimana. Palingan ada tulisan kecamatan Kalapanunggal.." Jaka pun dengan mata menyipit langsung menjawab dengan "Lah ya itu emang kecamatannya Desa Pulosari pak. Bapak udah sampe.." Haha..

Setelah berpisah dengan Jaka dan Dika sekitar pukul 12.30, kelompok Indra berkunjung ke rumah. Kurang lebih sekitar 30 menit. Tapi sebelum kembali ke rumah, mereka berniat buat beli martabak yang baru hari ini mulai jualan di depan rumah kami. Martabak dudul yang PENJUALNYA ILANG NINGGALIN GROBAK. Haha.. Jadilah mreka cuma beli satu martabak coklat dan menitipkan kami untuk memesankan 2 martabak coklat dan 2 martabak keju, kalau abangnya sudah kembali.

Suasana rumah terasa sangat sepi. Koh Willy tidur siang. Depit dan kawan-kawan juga tidak meramaikan. Jadilah Manda dan Lidya mengisengkan diri buat nganter martabak pesanan kelompok Indra. Perjalanan ke rumah kelompok Indra kali ini tidak seperti kunjungan di hari pertama yang diwarnai suara "Mbeekk". Peserta jalan santai kali ini cuma berjumlah 2 orang. Gak lagi malem - malem dan kami melewati jalan pintas.

Jalan pintas ini dimulai persis di seberang rumah Pak Cecep. Gambaran rute kami yaitu melewati sebuah rumah warga (yang katanya agak horor), lalu kandang berisi kambing yang jumlah kambingnya tak terhingga, dengan banyak variasi suara kambing yang dihasilkan. Lalu sebuah jembatan bambu sepanjang 1 meter yang terletak dekat dengan kandang. Ntah kenapa disaat melewati jembatan ini, angin langsung bertiup kencang. Sampai Manda dan Lidya hampir terbang terbawa payung masing-masing. Persis seperti Mary Poppins. Hehe.. Jalan setapak menjungkit ke bawah, sampai tembus ke sebuah jalan yang lumayan besar. Dejavu, ternyata jalan ini tembus di sebuah kandang kambing lainnya, yang mana pernah menguji mental kami di hari pertama. Hehe..

Setelah ngobrol, nyolong susu, dan teh kotak, Manda & Lidya pun segera beranjak pulang. Pas banget bertemu Abi yang juga baru sampai rumah, dari Jakarta. Ternyata dia baru saja makan di sebuah warteg setempat. Hehe.. Kamipun memasuki rumah bersama-sama bertiga, dan menemukan koh Willy yang lagi ngajarin pasukan cilik (Devit, Tomi, Sisil, Silvy) buat main kartu! Dasar si mafia Cina. Haha..

Permainan ini terus berlanjut sampai sekitar pukul 7. Hari semakin gelap, Sisil yang langganan buat menang akhirnya pulang lebih dulu. Tapi jangan salah, setelah Sisil pulang, permainan justru menjadi lebih seru! Karena mereka yang kalah harus menjalankan hukuman minum air! Hehe..

Kegiatan makan malam ternyata tidak menurunkan semangat kami untuk tetap bermain. Permainan kartu cilik ini tetap dilanjutkan setelah beberapa lahap nasi dan lauk memenuhi perut kami. Bahkan muncul peraturan baru. Bagi mereka yang kalah, keesokan harinya ga boleh jajan! Ga berat? Itu berat banget hukumannya.. Anak-anak ini pada hobi banget jajan. Apalagi si Tomi. Kerjaannya jajan mulu! Ngabisin duit orang tua deh pokoknya. Hehe..

Benar aja kan, diberi sanksi seperti itu, si Tomi langsung menang terus! Padahal sebelumnya lebih sering kalah. Emang deh ya, terkadang emosi bisa mengatur otak untuk menjadi lebih baik. Hehe.. Tapi ternyata, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti ada jatuhnya juga. Setelah melihat kekalahan si juragan jajan ini, kami langsung berteriak "Tomi besok ga boleh jajan! Horeee..!!" Haha..

Ternyata si cilik licik ini tidak tinggal diam. Dia mengancam mau kabur lah, mau bangun pagi, mau jajan pas ngikut Depit ke sekolah lah. Ga boong, dia bener-bener kepikiran sama hukumannya. Sampe ga mau tidur. Alhasil kami sekelompok yang tersisa harus pura-pura ninggalin si Tomi tidur, biar dia tidur juga. Masih penasaran, Tomi malah masuk ke kamar dan menggelitik kaki kami semua. Dengan akting pas-pasan, kami mencoba bertahan di posisi pura-pura tidur sampai dia keluar. Hehe.. Beberapa saat kemudian, William mengintip keluar, karena dia merasa keadaan sudah aman. Oh tidak, ketauan sama si Depit, yang langsung berteriak "Mamaa! Pintunya tadi kebuka dikiit!!" Hadooh.. Merasa ketauan, eh ternyata si Depit justru ngira pintu itu kebuka sendiri. Kasian dia ketakutan. Dia kira kita emang udh tidur beneran. Hehe..

Malam terus berlanjut sambil ditemani sepi dan rintikan hujan. Tidak ada kunjungan ke kang Nana. Kenapa? Karena niat awal ngibulin si Tomi, eh malah keterusan. Abi dan Lidya malah tidur beneran. Ditambah tidak adanya Jaka dan Dika yang biasanya paling semangat buat ngajak kesana. Walaupun kami sempat terbangun untuk sikat gigi berempat, niat hang out tetap surut.

Ya beginilah kehidupan 4 orang anggota kelompok yang tersisa hari ini. Ada Amanda, Lidya, Abi, dan William. Oh iya, besok Ci' Nessia balik ke kampung! Horee! Hehe..

Sudah sepertiga jalan buat kehidupan di Pulosari nan dingin ini. Mudah-mudahan semakin hari ke depan, semakin lancar deh. Doakan ya! See you tomorrow all..

No comments:

Post a Comment