Day 24

Rabu, 25 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Kembali bersama Jaka si juru utama penulis blog. Hehe.. Terima kasih ya Lidya yang udh menggantikan tugas menulis. Bravo Lidya!

Seperti biasa, kami dibangunkan sama ibu-ibu tim Sadeees yang selalu senantiasa meneruskan semangat para pejuan perang tahun 45, buat memproduksi Sadeees. Hehe.. Hari ini produksi super banyak! 4 tandan sekaligus. Dengan hasil keripik sebanyak 5 plastik laundry nantinya. Banyak ya? Jadi ini semua untuk persiapan bazaar hari sabtu dan minggu nanti. Tunggu aja ceritanya ya!

Produksi masih berjalan, kami pun memulai kegiatan packaging dari hasil produksi kemarin. Kembali mengemas puluhan bungkus ukuran 25 gr. Yang nantinya akan dijual oleh para anak SD yang sudah resmi menjadi reseller kami. Haha.. Juga memenuhi pesanan beberapa warung sekitar yang sudah rutin memesan Sadeees. Kita udh punya beberapa langganan loh. Hehe..

11.30 disaat matahari sedang menantang dengan lantang, tercium sudah bau jail Jaka dan bau finance William. Haha.. Kembali diantar dengan seekor Swift silver, dengan seorang supir yang legendaris. Ternyata si William numpang si Jaka dari kampus. Hore rumah rame lagi!

Sambil meneruskan pengemasan Sadeees, Jaka bercerita tentang kepulangannya ke Jakarta di hari Senin, yang ternyata salah naik bus! Haha.. Jadi harusnya dia naik jurusan Sukabumi - Lebak Bulus via tol, ber-AC, dan bebas asap knalpot. Tapi sayang seribu sayang, waktu sampe di terminal Parung Kuda (jarak 1 jam dari rumah), ternyata bus jurusan Lebak Bulus baru aja berangkat. Alhasil Jaka naik yang jurusan Ciputat.

Ternyata! Jurusan Ciputat ini ga lewat tol. Jadi rutenya Sukabumi - Bogor - Parung - Ciputat. Tanpa AC, ditambah pen-transfer-an ke angkot waktu sampe angkot. Haha.. Alhasil, perjalanan yang harusnya cuma memakan waktu 3 1/2 jam, dilalui Jaka selama 5 1/2 jam. Dengan alasan sekalian jalan-jalan, dia menenangkan dirinya. Kasihan. Hehe..

Tidak ada kegiatan penting di siang sampe sore kali ini. Sesekali hanya membantu kegiatan menggoreng keripik pisang yang tak kunjung selesai. Selain itu, kami hanya bersantai aja. Dika bermain gitar, Lidya Abi tidur-tiduran, Jaka beneran tidur sore, sementara Nessia dan William masih sibuk dengan keuangan Sadeees. Suara ramai samar-samar terus datang dari dapur, ataupun dari keramaian Tomi Depit dan pasukan cilik yang lain.

Ups, ternyata hari ini tidak sebosan itu, karena ada yang Spesial! Berhubungan dengan ulang tahun si Abi di hari Sabtu, bu Ayi bermaksud buat memberi surprise! Wah seru ya? Acaranya baru diadakan hari ini, krn kelompok kami baru berkumpul ramai di hari ini. Hanya minus Manda yang baru akan kembali besok. Bu Ayi dengan bantuan Bu Pipi, menyiapkan tumpengan nasi kuning, lengkap dengan lauknya, juga sebulat kue tart coklat yang dibeli sendiri oleh bu Ayi. Aduh, jadi iri nih anak-anak yang lain. Hehe..

Skenario diatur sedemikian rupa. Pas banget setelah Magrib, Abi dan anggota yang lain lagi pada santai-santai di kamar cowo, kecuali Jaka yang masih tertidur pulas di sofa ruang tamu. Setelah meja sudah diatur di ruang TV, acarapun dimulai. Abi dan yang lain dipanggil keluar kamar. Happy Birthday! Selamat ulang tahun Abi! Seketika diapun kaget dan sedikit malu. Hehe..

Kami semua berkumpul di ruang TV, mengikuti doa yang dipimpin Bu Ayi sendiri. Dari mendoakan Abi, sampai mendoakan supaya Sadeees terus lancar ke depannya. Amiiin.. Sesekali doa terpotong dengan ceplosan-ceplosan lucu dari kami. Hehe.. Cukup ramai yang hadir. Kami sekelompok minus Manda, Pak Cecep sekeluarga + bu Pipi, ibu-ibu tim Sadeees yang belum juga selesai, disusul kang Nana dan tukang Martabak depan rumah. Seru!

Abi pun memotong kue pertama untuk bu Ayi, dilanjut buat Pak Cecep dan Nessia sebagai ketua kelompok. Sekarang, saatnya makan nasi tumpeng! Abi mengambil puncak gunung nasi, dilanjutkan oleh kami semua yang sudah mengantri. Semangat banget deh makan kali ini. Nasi kuningnya enak, ditemani ikan nila goreng, telur, tempe orek, dan lalapan. Mantap! Hehe..

Belum selesai sampai disitu, niat jahil si Jaka dan Dika pun muncul. Mereka langsung ke warung Umi, membeli telur 5 butir telur dan setengah kilo tepung terigu. Udh tau dong buat apa? Haha.. Kembali beberapa skenario diatur, kali ini dipimpin oleh Jaka, yang juga sudah menyiapkan seplastik besar karbol pembersih lantai. Haha..

Skenario A alias mengintip got (sulit dijelaskan) gagal. Akhirnya kami menggunakan plan B. Diawali dengan tukang martabak buat foto bareng. Foto pertama selesai, foto kedua pun disiapkan. Kali ini dengan gaya sedikit menunduk. Haha.. Sedetik setelah flash kamera menyambar, “PLOK!” Pecah lah telur pertama, dan diikuti dengan telur dan bahan yang lain. Haha..

Tapi ternyata Abi baik hati. Mereka yang meminta ampun, ga dikejar sama Abi. Korban hanya Lidya. Dia memang kurang sigap, belaian tangan bertelur Abi langsung mengeramasi rambut Lidya. Haha.. Kegiatan kejar-mengejar tidak berlangsung lama, Abi pun langsung menuju ke kamar mandi. Tapi ternyata dia harus menunggu Jaka Dika dan Lidya yang sedang bersih-bersih di dalam. Dasar si Jaka ga keabisan ide, bak mandi dikosongkan sm dia. Penyumbat bak pun disita. Haha..

Kejar-mengejar sempat terjadi lagi disaat ketiga anggota kelompok ini keluar kamar mandi. Kami yang berniat kabur ke kamar cewe (krn kamar bisa dikunci), harus menerima keculasan Nessia yang sudah lebih dulu masuk dan tidak memperkenankan yang lain buat ikutan. Haha.. Dengan segala cara, William berhasil mengunci semua pintu rumah. Menyisakan Abi beserta Jaka Lidya Dika yang sekali lagi menyiram dia dengan adonan yang disupply si tukang martabak. Haha..

Dasar bu Ayi yang baik hati, dia membukakan satu pintu buat Abi, menyumbat bak dengan kantong plastik kresek, dan membiarkan Abi untuk mandi. Ih bu Ayi ga seru! Hehe..

Seru banget deh malem ini. Mendapat hiburan yang bisa membuat tertawa lepas, dengan mengorbankan satu orang. Haha.. Tak lama kemudian, Jaka Dika dan Lidya beranjak ke kang Nana. Melihat keajaiban 160 channel tv di rumah kang Nana. Sekalian menyampaikan oleh-oleh yan dibawa Jaka buat kang Nana dan adiknya si a'a Suleh. A'a Suleh yang pemalu ini ternyata kaku juga orangnya. Ekspresinya aneh waktu dikasih oleh-oleh. Sampe Lidya geram memaksa dia buat bilang terima kasih. Lucu deh. Haha..

Sesampainya di rumah, semuanya langsung mengambil posisi untuk tidur. Kecuali Dika dan Jaka yang sudah menyiapkan dvd This is England dan Man on Fire untuk menemani mereka sambil menunggu pertandingan sepakbola di dini hari. Menurut kabar burung, mereka baru tidur jam 5. Hehe..

Selesai sudah hari yang simple tapi menyimpan setumpuk cerita. Besok bakal ada bakar-bakar ikan bareng semua kelompok di Pulosari. Jadi tunggu cerita kehidupan di hari kamis besok ya!

Sekali lagi, selamat ulang tahun ya Abi..

Day 23

Selasa, 24 Februari 2009
written by : Lidya Harahap

*Blog updated with 120 New Photos..! Check it out..!*

Good morning Pulosari sunshine!!

Pagi ini yang tersisa hanya 4 orang. Abi, Dika, Lidya, dan Nessia. Yang hebat, kesemuanya tidak ada yang bisa bangun pagi. Hari dimulai jam 8.30 dengan suara Ibu-Ibu tim Sadeees yang langganan berkicau di dapur. Produksi lagi! Sekaligus goreng pisang dan membumbui, pokoknya Sadeees deh. Haha..

Dalam rangka habisnya bahan-bahan untuk bumbu Sadeees, tentunya kami perlu ke pasar. Akhirnya diputuskan Lidya, Abi, dan Nessia untuk ke Pasar Ubud. Sementara Dika ditinggal di rumah untuk jaga jualan es sirup yang tersohor di kalangan anak tk sampai sd. Hehe.. Kasihan Dika.

Perjalanan ke pasar hari ini sangat berat untuk Lidya dan Nessia. Krn langkah Abi yang sangat cepat. Terpaksa Nessia dan Lidya berpacu dalam melodi dengan langkah Abi. Haha..

Perjalanan pulang dari pasar terasa lebih berat lagi. Mungkin karena beban bawaan yang juga lebih berat ya. Abi membawa bahan-bahan seberat 4kg, Nessia 2kg lebih, dan Lidya 4kg bakso. Haha.. Bohong deng. 4bungkus bakso maksudnya. Hehe.. Ternyata hari ini mendatangkan kesialan bagi Lidya yang sedang makan es krim Moo sewaktu perjalan pulang. Kakinya tercemplung ke air kubangan. Hiii. Geuleuh.. Semakin berat saja perjalanan pulang. Belum lagi harus melalui tanjakan yang banyak. Tetap saja abi konsisten dengan langkah cepatnya. Ntah apa manfaat dibalik langkah cepat itu.

Sesampainya di rumah, Nessia dan Lidya degan susah payah bernafas. Nessia yang sudah dari sananya putih jadi semakin putih karena pucat. Masih inget kan kejadian lari pagi waktu itu? Nah kurang lebih sama lah. Hehe.. Sayangnya Lidya bukannya tambah putih tapi malah tambah hitam (menurut Abi) Hehe.. Eh, ternyata ada tamu di rumah. Ada Pak Burhan dan Tutor yang mampir. Dan mereka membeli es sirup yang hari ini dijual oleh A'a Dika. Hore..

Kesialan Lidya ternyata belum berakhir. Kakinya melepuh atau semacam kapalan diantar jempol dan telunjuk jari kaki tempat sendal jepit menyangkut. Malangnya nasibmu nak. Tapi ada pelajaran yang dapat diambil hari ini. Buat teman-teman semua, hati-hati jika berjalan dan jangan pakai sendal jepit untuk pejalanan jauh! Hmm, kita rasa, kalo pelajaran itu sih anak kecil juga tau ya? Haha..

Siang lumayan menjelang sore, dimulai packaging Sadeees ukuran 25 gr (500 Rupiah) akan dijual oleh beberapa anak SD yang telah resmi menjadi Sales Person kami. Tidak lama kemudian Dika diundang bermain bola oleh anggota kelompok lain. Jadi lah dia pergi untuk berolahraga. Memang cuma dika yang belum berolahraga hari ini. Hehe..

Nampaknya hari ini akan berakhir dengan membungkus semua keripik yang sudah dibumbui. Sebelumnya, semua ber-gadget ria dulu. Seperti biasa. Dika paling tidak suka dengan kegiatan ini, karena semua jadi autis dan pendiam. Dan Dika paling membenci keadaan sepi dan diam. Mungkin bawaannya dia jadi takut ya? Haha..

Kalau gitu, laporan hari ini disudahi dulu ya. Kami yang disini menunggu datangnya Jaka dan Ko-il (Koh William) besok pagi. Ayo Jaka datang cepat! Kami butuh tukang sealing plastik dan tukang tulis blog! Ayo Ko-il kembali! Kami juga butuh tukang hitung dan tukang pukul es buat es sirup! Hehe..

Good night, sleep tight..
Lidya's signing out! Ciao..

Day 22

Senin, 23 Februari 2009
written by : Lidya Harahap

*Blog updated with 120 New Photos..! Check it out..!*

Berkat kebodohan si Jaka kemarin, tidak ada acara pencoretan tanggal di kalender Gerindra hari ini. Hehe.. Kegiatan pagi ini, diwarnai oleh grasak-grusuk Amanda yang bakal dijemput pacar buat balik ke Jakarta sampai hari kamis nanti. Dan secara mengejutkan, setelah mengetahui kalau hari ini Lidya dan Abi kembali ke kampung, Jaka tiba-tiba pengen pulang juga! Jadi minimal jumlah anggota kelompok yang tinggal disini adalah 4 orang. Pinter-pinternya deh si Jaka ngambil kesempatan pulang sampe hari Rabu. Haha..

Sekitar pukul 9, Dito pacarnya Amanda yang senantiasa membantu kami dalam pencetakan label, merapatkan seekor Avanza hitam ke rumah Pak Cecep. Amanda siap pulang! Walaupun berencana buat jalan-jalan ke daerah sekitar dulu. Jaka juga berpamitan, dia mau naik ojek ke Parung Kuda, dan dilanjutkan dengan bus ke Lebak Bulus.

Baru 3 menit setelah pergi, dia sudah kembali lagi. Ternyata chargernya ketinggalan. Ntah krn terlalu gembira mau pulang, tiba-tiba, "BUK!" kepeleset dia waktu turun dari motor. Aduh ada-ada aja. Lutut kirinya pun berdarah cukup parah. Menyusul luka terbeset di meja Kang Nana 2 minggu lalu, dan luka jatuh dari motor, yang kesemuanya berbekas di lutut. Dika pun langsung mengeluarkan predikat "Jaka, Sukabumi lutut berdarah.." Hahaha..

Setelah kepulangan Jaka yang secara tiba-tiba dan menebar keramaian itu, tersisa pasukan Sadeees sebanyak 2 orang, Dika dan Nessia. Ternyata Dika harus menemani Bu Ayi ke Balai Desa. Akibatnya Nessia kesepian sendiri di rumah, sambil berharap cemas menunggu datangnya Lidya dan Abi dari Jakarta. Kasihan Nessia, ngebayangin dia jadi anak ilang di tengah pedesaan di Sukabumi. Hehe..

Tidak lama kemudian, terdengar bunyi knalpot halus dari seekor Innova Silver yg ternyata membawa Lidya dan Abi, kembali ke rumah berwarna ungu yang legendaris itu. Hehe.. Datangnya Abi dan Lidya sedikit menambah keributan rumah yang tadinya sunyi senyap layaknya peti mati.

Bayangkan saja rumah yang hanya dihuni Nessia yang pendiam tidak menghanyutkan. Sepi bukan main! Hehe.. Tapi sayangnya kepulangan Lidya dan Abi ternyata tidak terlalu ditunggu oleh Nessia dan Dika. Bukannya menyambut, Nessia malah masih sibuk sama handphone klasiknya. Dika? Pulang-pulang langsung mandi. Sebagaimana yang kita tahu, Dika memerlukan waktu 3 setengah tahun untuk sekali mandi. Abi dan Lidya pun meraung-raung. Sampai akhirnya Nessia luluh dan mengkahiri kegiatan menelfon pacar. Haha..

Tidak ada kegiatan yang terlalu berarti lagi menjelang malam. Hanya haha-hihi sebentar, terus Abi langsung ketiduran di tiker ruang tamu legendaris. Nessia, Lidya dan Dika pun meninggalkan Abi yang tidur sendirian, ke kang Nana. Setelah minum susu bentar, kami kembali ke rumah, dan ternyata Abi masih tidur di tempat yang sama. Kayanya dia bener-bener kecapean deh sampe ga sadar kalo udah ditinggal. Hehe..

Tidak ada kegiatan per-DVD-an. Dengan semangat, kami semua mengikuti jejak Abi. Ya beginilah kegiatan hari ini. Tidak ada yang terlalu penting atau berarti. Semoga besok kembali muncul kegiatan-kegiatan positif yang dapat kami jalani.

Selamat tidur..

Day 21

Minggu, 22 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Hari terakhir di minggu ketiga! Si Jakapun langsung bersemangat mencoret tanggal di kalender Gerindra. Sangking semangatnya, sampe dia ga sadar kalau yang dia coret itu angka 22 alias tanggal hari ini. Ternyata Amanda yang terbangun lebih pagi, sudah lebih dulu mencoret angka 21. Berani-beraninya dia mencoret sendiri tanpa saksi dan tepukan tangan anggota kelompok yang masih tidur. Haha..

Ada yang aneh hari ini. Nessia bangun siang banget. Lebih dari jam 9. Dengan alasan cape. Mungkin cape pacaran kali ya kemarin? Hehe.. Lebih parah lagi si Dika. Dia bangun jam 11. Ya ampun. Untuk anak yang satu ini, alasan apapun tak dapat kami terima. Haha..

Hari yang nampaknya sama membosankannya seperti kemarin ini, kami mulai dengan kegiatan packaging. Ada beberapa pelajaran yang kami ambil hari ini. Ternyata jika didiamkan sehari, Sadeees menjadi lebih kering, tidak terlalu berminyak. Ya intinya jadi semakin baik dan mudah pengemasannya. Ga perlu stres dengan minyak yang membuat lengket pasukan plastik seperti kemarin. Hehe..

Kami mulai dengan pengepakan kemasan 25 gr (500 rupiah) sebanyak 100 paket. Kali ini tidak dilakukan dengan menimbang. Cukup menggunakan perasaan yang kuat, antara 2/3 plastik. Dan wow! Kerjaan jadi cepat dan lancar. Benar-benar tidak seperti kemarin. Sisanya kami jadikan kemasan 75 gr, untuk stock. Kalau yang ini harus ditimbang, krn di label tertulis jelas berat bersih 75 gr. Bisa gawat kalo kurang. Hehe.. Hasil akhir, 105 plastik ukuran 25 gr dan 70 plastik ukuran 75 gr. Langsung masuk kardus, siap dipasarkan kapanpun.

Makan siang sudah menanti setelah kegiatan packaging selesai. Kali ini ikan mas goreng beserta tempe goreng tepung yang bersedia memenuhi piring kami. Ditambah suasana rumah yang lumayan ramai, disebabkan lantunan-lantunan lagu dari iPod si Jaka sama hpnya Dika, yang dikeraskan oleh sepasang speaker Logitech kecil, yang sudah kami rampas kembali dari kelompok Tyo kemarin. Haha..

Kenyang sudah si perut, eh bisa-bisanya si suasana bosan dengan semangatnya menghampiri kami. Sama persis seperti kemarin. Kali ini disertai hujan cukup deras yang menyababkan kami enggan berjalan-jalan ataupun berjualan sirup. Dan benar saja terbukti, kehadiran Nessia tidak dapat menambah ramai suasana. Disaat nganggur seperti ini, dia pasti langsung sibuk berpacaran dengan hpnya. Amanda langsung mengambil novelnya. Disusul Jaka dan Dika yang mengambil posisi buat tidur siang. Haha..

Di sore hari, Jaka yang tidur di sofa, terbangun akibat keributan di ruang tamu. Ternyata ada teman dari Palasari, si Ameth dan Reza yang sedang mempromosikan produk baru mereka, kripik arab. Jadi kripik singkong yang dibumbui rasa nasi kebuli. Enak banget, garing, dan nagih. Selamat buat kelompok Ameth deh ya. Hehe..

Kepulangan mereka kembali mengundang rasa bosan yang bertahan sampai malam. Akhirnya sekitar jam 7.30 malam, kami memulai kegiatan per-DVD-an dengan film Rush Hour yang sangat menghibur. Dilanjutkan dengan kunjungan ke kang Nana. Sepulangnya kami, Amanda dan Nessia langsung tepar. Tapi tidak demikian dengan Jaka dan Dika yang tidur siang. Jadilah mereka melanjutkan tontonan DVD, 3 film sekaligus! Haha.. Get Smart, Nick & Norah Infinite Playlist, dan ketiduran di tengah-tengah film Elizabeth Town.

Besok Amanda bakal pulang ke Jakarta. Diikuti pula dengan kembalinya Abi dan Lidya ke peredaban Pulosari. Penasaran? Tunggu blog besok ya!

Have a nice sleep guys..

Day 20

Sabtu, 21 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

“Jak, Dik, Mand.. Gw sama William balik Jakarta dulu ya. Tadi pengen bangunin tp pada nyenyak bgt tidurnya, trus kita agak buru-buru juga.. See you!” begitulah kurang lebih sms yang kami terima dari Lidya. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 7.30, bertolak belakang dengan jam pengiriman sms yang menunjukkan angka 6. Aaahh! Rumah sepi!

Jaka terbangun, diikuti Amanda. Berpuluh-puluh menit kami lewatkan di ruang tamu dengan terdiam. Ipod hanya bisa meramaikan telinga Jaka, krn speaker masih dipinjam kelompok Heidy. Amanda? Sepertinya masih terus berusaha menghibur matanya dgn sebuah novel. Bosan, ga jelas mau ngapain. Cuma terbengong ngeliatin Bobi si anjing besar dan antek-antek ciliknya di Bibo dan Libo.

Sampai akhirnya “Jakaaaa! Ada pesenan 25gr, 50 plastik dari warung atas..” teriak bu Ayi dari Dapur. Disaat produksi pembumbuan Sadeees sedang berlangsung berkat semangat tim Ibu-Ibu yang sudah stand by sejak pagi. Hehe.. Akhirnya kami ada kerjaan! Hore!

Jaka dan Amanda memulai proses packaging Sadeees 25 gr yang dijual 500 rupiah perbuahnya. Disusul oleh Dika yang terbangun dan langsung membantu. Ternyata oh ternyata, packaging plastik kecil ini ga pas bgt kalo lg bad mood. Ukuran plastik yang kecil menyulitkan kami untuk menyusun Sadeees di dalamnya. Ditambah bayangan profit yang sedikit dari si kecil ini. Belum lagi suara berisik TomPit (Tomi dan Depit) yang minta digantung di pohon jeruk.

Dan yang paling menganggu, suara kokok ayam yang entah kenapa harus memilih tempat di pintu ruang tamu, tempat kami bekerja. Berisik banget, sampe akhirnya BUK! Terlempar lah sebuah sendal ke arah si ayam. Siapa yang melempar? Yang paling dekat alias Jaka. Haha.. Ternyata reflek si ayam sangat menghibur. Susah dijelaskan. Hehe..

Kegiatan packaging selesai. Cepat sekali, bahkan adzan Dzuhur pun belum berkumandang. Pertanda hari ini masih panjang, dan tentunya tanpa agenda apapun. Hadoh.. Kami akhirnya berniat mengunjungi rumah kelompok Angwen, karena dia sedang berulang tahun. Cuci muka, sikat gigi, dan menambah bilasan deodorant, kami beranjak ke Pulosari bagian bawah. Kembali melewati perjalan tanjakan dan turunan terjal berlapis tanah dan batu kali. Hehe..

Perhentian pertama, rumah kelompok Tyo. Senangnya melihat kelompok ini sedang bersantai-santai, ditemani speaker pinjeman dari kelompok kami. Haha.. Rada ga enak juga meminta kembali speaker itu. Tapi kalo mengingat kehampaan kami di rumah, rasa tak enak pun langsung musnah seketika. Maafkan ya teman-teman kelompok Dodol Pisang, direbut lagi hiburannya. Hehe..

Petualangan kami lanjutkan ke rumah kelompok Angwen. Happy birtahday! Wah, rame rumahnya. Ada Angwen, Stefi, Danu, Winston, Gracia, sama Isal. Seru ngobrol-ngobrol ngalor ngidul tanjung kimpul lumayan lama. Ditambah suguhan kue lapis surabaya, hadiah dari Gracia buat si Angwen. Mantapnya. Hehe..

Rupanya perjalanan iseng ke rumah kelompok Ubi Keriting ini membuahkan sebuah hasil. Kami berencana buat bikin bakar-bakar ikan + nasi liwet + jagung + sate ayam hari kamis nanti, bersama seluruh kelompok di Pulosari. Seru kan? Makanya, tunggu cerita di Day 26 nanti ya!

Hujan deras tidak menghilangkan niat kami untuk pulang. Padahal jalanan super becek. Diwarnai juga sedikit rasa ketakutan si Jaka disaat melewati jalan potong yang dia sebut jalan Ular. Inget kan? di Day 2, dia ngeliat ular di jalan ini. Hehe..

Tak lama kemudian, Nessia pun pulang, kembali diantar oleh si pujaan hati. Dia juga membawa titipan Dika, obat Lelap buat menghilangkan penyakit susah tidur si rakyat Cinere ini. Haha.. Aneh-aneh aja? Ya begitulah si Dika. Dia emang susah tidur. Dan mudah juga terbangun di saat tidur, terutama beralasan krn ngoroknya si Jaka yang super kenceng. Mungkin itu alesan dia selalu bangun paling siang ya? Hehe..

Sekian dulu deh ya blog hari ini. Sepertinya kebosanan di rumah setelah kami pulang, tidak patut untuk diceritakan. Maafkan kami, ternyata kebosanan hari ini juga menghilangkan mood untuk menulis cerita dengan lengkap. Semoga hari esok lebih menyenangkan. Mohon doanya..

Selamat malam..

Day 19

Jumat, 20 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

“Kok sekarang susah banget bangun subuh ya?”, keluh Jaka pada kami semua, tepat pukul 7.30 pagi. Disaat semua sudah terbangun, kecuali (pasti udh pada tau ya) Dika yang setia dengan angka 9 di jam. Haha.. Ada yang aneh disini, kalo kita kebangun lebih dari jam 8, itu rasanya udh kesiangan banget. Padahal itungannya hari libur kan? Coba bayangkan kalo di Jakarta. Hehe..

Jam 8 tepat, kami berempat (Amanda, Lidya, Dika, William) mulai mengupas kulit pisang untuk bahan produksi hari ini. Sementara Jaka sudah harus berjalan kaki ke Palasari, bareng Dipta yang menghampiri, buat rapat rutin mingguan. Lumayan seru juga ktemu temen-temen yang udh lama ga bersua. Di rapat ini, dibahas sekitar perkembangan produk tiap-tiap kelompok, ngebahas masalah yang ada, trus info tentang bazar tgl 28 Februari juga.

Yang paling menarik perhatian adalah kemungkinan bergantinya nomor izin Dinas Kesehatan. Gila! Kelompok kita udh cetak hampir 6000 label Sadeees, yang juga tercantum nomor izin DinKes itu. Jadi nomor akan diganti apabila produk kita tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Terutama masalah bentuk. Semoga Sadeees ga diganti ya nomor izinnya. Mohon doanya teman-teman!

Sepulangnya si Jaka, kegiatan jualan minuman sudah berjalan. Suasana yang cukup panas sangat mendukung penjualan minuman dingin kami. Uniknya, semakin kesini, semakin kami hafal muka-muka pembeli di tiap peak hour penjualan. Haha.. Jadi biasanya anak-anak itu datang bergerombol. Mungkin krn malu kalo beli sendiri. Kami sekelompok pun selalu berteriak “Incoming..!!” setiap melihat gerombolan yang datang. Diikuti TomPit (Tomi dan Depit) yang memberisikkan “Kamiiing..!” Haha..

Sementara itu kegiatan produksi terus berlanjut. Ibu-Ibu tim Sadeees ga pernah keilangan semangat buat produksi kayanya. Sekedar info, jadi mereka ini seperti karyawan Sadeees, yang nantinya akan sharing profit sama mitra kami yakni keluarga Pak Cecep. Lumayan juga kan jadinya buat mereka? Makanya tim Sadeees ini selalu semangat buat produksi. Dan yang mengenaskan, semangat mereka telah menelantarkan kami yang jadi ga punya kerjaan. Hehe..

Jam 14.30, saatnya ngajar! Yep, hari ini kita kebagian jatah lagi buat mengajar kelas 6 SD Madrasah di deket rumah. Tapi, berhubung Abi dan Nessia ga ada, jadinya kita ga ngajar Mandarin, melainkan English. Hehe.. Tapi kali ini Dika yang bermain bola dan William yang menjaga dagangan sirup, tidak ikut serta dalam kegiatan mengajar. Dengan pakaian seragam ComDev, jadilah pasukan Jaka Lidya dan Manda yang harus membagi ilmu mereka yang pas-pasan ke anak-anak SD.

Sesampainya di sekolah, seperti biasa seluruh mata tertuju pada kami. Dulu awalnya agak tegang juga diliatin ratusan anak kecil gitu, tapi sekarang? Ya sudah lah ya. Haha.. Bertemu bu Lilies di ruang guru, akhirnya kamipun digiring ke ruang kelas 6 yang sudah menanti. 1 setengah jam yang diberikan, kami pergunakan dengan baik. Dan syukur, berjalan sangat lancar. Anak-anak itu ga buta banget bahasa Inggris. Jadi ga terlalu susah buat kami mengajar bahasa Inggris dasar.

Ada yang semangat, ada yang malu-malu, tapi ada juga yang di atas rata-rata kelas kepinteran bahasa Inggrisnya. Banyak hal lucu di kelas ini yang sulit kami ceritakan di blog. Hehe.. Suasana kelas yang kondusif, tidak diikuti oleh gangguan dari luar kelas yang sangat amat memancing emosi. Ntah iseng atau emang berniat mengganggu, anak-anak di luar itu selalu membuat keributan. Terutama mengetok-ngetok pintu dan jendela, atau sekedar meneriakkan kata-kata ga jelas yang terkesan meledek.

Jaka dan Lidya masih bisa menahan emosi dan tetap konsentrasi mengajar. Tapi tdk demikian dgn Amanda. Dia berlari keluar dan membalas meneriaki anak-anak yang menganggu terutama yang mengetuk-ngetuk pintu. Sumpah serem banget dia marahnya. Walaupun 3 orang pengajar ini berdarah Sumatra Utara semua, tapi ternyata Amanda memang yang paling murni dan kental. Hahaha.. Toh, amukan Manda hanya berguna buat sementara. Hadoh capek deh.

Setelah mengajar, kami pun pulang dan melihat dagangan sirup yang sudah ludes habis bersih. Laku trus ya? Haha.. Tak lama kemudian, Jaka pergi bermotor sama Pak Cecep buat gunting rambut (apanya yang dipotong? Bukannya udh botak? Haha..) di salon setempat. Dengan misi lain yakni membotaki pak Cecep juga.

Kurang lebih 30 menit, Jaka kembali dengan keadaan rambut yang kependekan (menurut Lidya), dan Pak Cecep yang masih berambut normal. Yah gagal, ternyata Pak Cecep bisa dengan apik menolak paksaan si Jaka buat ikut ngebotakin. Hehe..

Air di rumah lagi agak keruh sore ini. Ntah kenapa. Tapi tidak mengurungkan niat kami buat Mandi. Berbekal satu tutup botol Detol, kami meyakinkan hati kalau air itu bersih. Kecuali si Jaka yang beralasan udh mandi sebelum jumatan td siang. Dia membersihkan rambut dengan keramas dan bilasan oleh sebotol besar aqua. Doakan besok udh beneran udh bersih lagi ya! Hehe..

Suasana malam rutin kembali kami jalankan. Berkumpul di ruang tamu, pintu terbuka, tiupan angin yang imut tapi DINGIN, diselingi nelfon pacar (bagi yang punya), ada Lidya yang facebooking dgn HPnya yg berbatre bocor, Nessia yang paling sibuk smsan dengan HP klasiknya, si Jaka yang selalu berusaha meramaikan suasana rumah dengan tingkah-tingkah gak stabil (istilah dari Fikar, thank you), Amanda yang ..... hmm, dia kalo malem cuma pacaran aja kynya, oh iya sama ngemil! Haha.. Atau si Dika yang menepuk-nepuk lututnya layaknya bermain drum. Hadoh, ga jelas.

Tak ada keramaian dari iPod berspeaker kecil krn lagi dipinjem sama kelompok Heidy. Makin ga jelas, akhirnya kami bergosip aja. Dari yang pantas, sampe ga pantas atau bahkan ga perlu diomongin. Haha.. Tanpa kunjungan ke kang Nana, kami akhiri malam dengan sebuah film berjudul The Bucket List. Hmmm, bagus juga, layak tonton. Hehe..

Teman-teman, jangan terlalu banyak berharap dengan blog besok. Lidya dan William bakal ke Jakarta, brangkat subuh. Dan Nessia, sesuai kabar burung, katanya baru mau balik kesini sore. Jadi tersisa Dika, Jaka, dan Manda. Kalopun ada Nessia, kami juga kurang yakin kalau dia bisa meramaikan suasana. Haha.. Liat besok deh, gimana nasib malem minggu kita.

Bobo bobo.. Udh malem mereeeuunn!!

Day 18

Kamis, 19 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Sebelum kami lanjutkan blog hari ini, kami sarankan buat semua yang baca, cepatlah anda menutup window ini sekarang! Karena kami sudah sepakat menjadikan hari ini sebagai hari ter-bosan, ter-gapenting, ter-gaadayangbisadiceritain, ter-gajelaspokoknya.

Mau tau apa yang kita lakuin seharian?
Pagi hari sudah harus packaging Sadeees. Karena hari ini Abi dan Nessia bakal pulang ke Jakarta. Sementara label titipan pacarnya Manda baru kami terima kemarin sore. Jadilah dengan terkantuk-kantuk, Jaka yang dibantu Abi dan William perlahan-lahan melakukan labeling dan sealing produk Sadeees. Dan Jaka mengambil kesimpulan, kalau sealing di pagi hari itu sangatlah tidak menyenangkan. Hehe..

Setelah melepas kepulangan Abi, kami hanya mampu menatap dengan seksama dagangan sirup yang hari ini kembali menambah satu warna, yang biasa disebut hijau, dan terasa seperti melon. Maksud hati pengen menarik lebih banyak konsumen, ternyata si sirup melon justru menurunkan pasar teh, sirup merah, dan jeruk. Laku banget! Haha.. Tapi seperti 2 hari sebelumnya, dagangan kita ludes! Dengan para repeat buyer dan peak time pembelian yang sama. Kamipun sudah mulai hafal wajah-wajah pembeli setia. Dan sudah bisa menebak rasa yang mereka inginkan dari gerakan mata. Hehe..

Menjelang sore, Nessia terlihat sibuk dengan handphonenya. Ternyata si kekasih hati lagi on the way menjemput, dan nyasar. Haha.. Telfon terakhir, si pacar menyebutkan kalo lagi di depan kantor Gunung Salak. Dan itu jauh banget! Jalan yang berbeda dengan arah ke Pulosari ini. Kasihan. Hehe..

Setelah melalui perdebatan cukup panjang, terlihatlah seekor Toyota Camry berwarna abu-abu, mendekat ke rumah kami. Ntah disengaja atau tidak, kuda besi itu hanya melewati rumah pak Cecep, padahal Nessia sudah lambaikan tangan. Haha.. Si pacar Nessia pun hanya tertawa manis disaat Nessia bergegas menelfon. Haduh, aneh. Hehe..

Tak lama kemudian, kami pun dikenalkan dengan sang pacar yang juga membawakan kami beberapa sari roti dan juga obat Lelap titipan Dika. Haha.. Indahnya melihat kedamaian di dunia, yang bisa menyatukan 2 ras berbeda dalam sebuah hubungan kasih. Hihi.. Aduh, susah jelasinnya. Mereka berdua itu beda 180 derajat. Bahkan dari besar kelopak mata sdh beda. Ditambah warna kulit yang sangat berbeda terang gelapnya. Ga nyangka deh pokoknya. Hehehe.. Jangan marah yaa, Nessia dan pacarnya. Kita cuma mencoba untuk bercerita disini..

Setelah Nessia berpamit pulang, kami pun .............................. bosan.

Menyadari cerita senior kami yang menyebutkan kalau akhir-akhir minggu ketiga itu, bner-bener mulai ngebosenin. Ga jelas mau ngapain. Ya beginilah. Untungnya kelompok yang lucu ini ga pernah kehabisan bahan tertawa. Tapi ya kita udh ngerasa aneh juga sih. Hal-hal yang ga terlalu lucu, bisa-bisanya kita ketawa ngakak. Haduh, emang udh agak ga waras ini otaknya. Haha..

Santapan ayam goreng untuk yang kedua kalinya selama di Pulosari, cukup menghibur kami. Senangnya, udh lama ga makan daging hewan darat. Hehe.. Tanpa perlu teriakan “Lidyaaaa!!! Makaaaannn!!!” dari bu Ayi atau bu Pipi, kami langsung memanjangkan tangan ke meja makan menghancurkan tiap helai daging ayam goreng dengan lahapnya. Hehe..

Tawa terakhir malam ini diperoleh dari film Just Friends yang sangat menghibur, dan membuat Lidya dan Manda pengen ngebunuh semua karakter di film itu. Ayo semua harus nonton! Hehe..

Besok kita bakal ngajar. Semoga lebih banyak cerita seru ya. Terima kasih masih mau stay di blog hari ini. Mohon doanya demi ketidak-bosanan kami di hari-hari ke depannya. Atau mungkin ada yg berniaĆ¾ jenguk kesini? Hehe..

Nite nite nite good nite..

Day 17

Rabu, 18 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Wilujeng sumping! Loh, ga nyambung ya? Kok malah selamat datang. Hehe..

Kita mau minta maaf dulu deh, sama semuanya yang selalu setia membaca blog ini setiap hari. Belakangan emang kita suka telat update blog sekitar 1-2 hari. Mohon maklum, terkadang udara dingin disini membuat si handphone enggan digunakan buat nulis blog. Hehe.. Buat mengejar ketelatan posting, jadi hari ini kami publish 2 day sekaligus. Day 16 dan 17. Jadi mungkin cerita di hari ini agak singkat ya..

Masih melanjutkan kegiatan kemarin, kami berlanjut jualan sirup sama es teh manis. Tapi kali ini rasa sirupnya nambah. Ada yg warna merah. Menambah variasi, dengan maksud menambah ketertarikan para pasukan TK dan SD yang lewat.

Seru! Sama hebohnya, sama berisiknya, sama ludesnya dagangan, dan sama kerepotannya setiap segerombol anak-anak pada beli sekaligus. Haha.. Bedanya, hari ini income lebih besar! Mungkin udh pada tau kali ya. Sambil pelan-pelan menjaring repeat buyer. Haha.. Sukses, senang! Kamipun berencana buat nambah satu rasa lagi besok. Gimana pendapat para pembaca?

Gimana dengan Sadeees? Berhubung stok masih banyak, jadi kami masih libur produksi dulu hari ini. Tapi label sudah ada sedikit. Dititipkan Dito pacarnya Manda ke mobil kampus yang datang ke desa hari ini. Lumayan, sebelum masuk percetakan, Dito mencetak 120 label dengan printer. Terima kasih sekali lagi ya. Hehe..

Kami juga masih meneruskan cara pemasaran baru yang sudah dilakukan sejak 2 hari ke belakang. Jadi kami menitipkan beberapa puluh Sadeeees 25 gr ke murid SD setempat. Jadi minta tolong mereka buat jualin ke sekolahnya, dan merekapun mendapatkan pembagian hasil. Terbukti sangat efektif kok. Stock yang kita kasih biasanya habis atau hanya tersisa dikit. Lumayan lah. Hehe..

It's a special day! Kenapa? Krn hari ini kita mau ke helipad Chevron (perusaan pembangkit listrik tenaga gas bumi) di puncak gunung yang dikelilingi oleh kebun teh. Hore! Akhirnya ada hiburan baru. Hehe.. Bu Ayi udh nelfon mang Ade si juragan angkot kuning buat nganter kita rame-rame kesana. Tepat jam 3 sore kamipun dengan semangat berangkat! Lengkap sekelompok ditambah Pak Cecep sekeluarga, tambah lagi bu Vivi (Pipi) dan si Tomi.

Perjalanan menanjak cukup parah selama kurang lebih 1 jam, sampailah kami di helipad Chevron alias kebun teh yang sangat luas. Pemandangan pegunungan yang sejajar dengan awan, keren banget. Sayang dinodai isu (fakta) yang menyebutkan perkebunan ini suka dijadiin tempat 'pacaran' di malam minggu. Haha.. Kok jadi ngebahas itu? Lupakan lupakan..

Kurang lebih 90 menit kami habiskan untuk berfoto dengan ratusan gaya, lari-lari, atau sekedar melihat pemandangan di depan. Keren banget, susah dijelasin. Tunggu aja ya foto-fotonya nanti. Hehe.. Pokoknya bayangkan aja lagi di puncak pas, tapi tanpa kepadatan alias sepi. Ya simpelnya, suasana pegunungan lah ya. Hehe.. Sangat menghibur. ayo semua liburan kesini sekali-kali.

Sesampainya di rumah, kamipun bergantian mandi dan siap menyantap makan malam yang sudah disiapkan bu Pipi. Dan setelah itu, kami harus bersiap-siap buat foto keluarga. Haha.. Yep, krn ini hari terakhir sebelum 28 Februari, dimana anggota kelompok lengkap tanpa ada yg pulang ke Jakarta, makanya kita mau foto keluarga. Bareng keluarga Pak Cecep, dan ada juga yang bareng bu Pipi dan Tomi.

Kemana Bapaknya Tomi? Nah kita lupa cerita kan. Kemarin dia udh balik ke Jakarta! Hahaha.. Senangnya kami, seperti berhasil keluar dari kandang macan. Bukan macan buas, tapi macan annoying yang minta diparut kaya pisang. Haha.. Sudah, lupakan aja cobaan ringan menjelang berat ini. Terima kasih Tuhan..

Bu Ayi sudah berdandan, Pak Cecep berkoko, Depit berpakaian (ya iyalah), begitu juga dengan Bu Pipi dan Tomi. Kami sekelompok pun sudah menggunakan polo shirt seragam yang diwajibkan membeli oleh kampus. Tapi si Silvy anak Bu Ayi yg paling tua ga mau ikutan. Dia emang pemalu anaknya. Sampe suka bikin kita bingung. Hehe.. Sudah lah. Kami sudah siap bergaya! Mengatur posisi foto sedemikian rupa, sampai tercipta hasil yang lumayan mantap. Siap dicetak dan dijadikan kenang-kenangan buat semuanya.

Sesi foto belum berakhir. Kami pergi ke kang Nana buat foto bareng juga. Kali ini sesi foto lebih santai, cukup di atas tikar di teras rumah kang Nana. Sambil keanehan ngeliat Jaka yang ngemil terus. Martabak manis, indomie, susu 1 gelas besar, bakpia. Sampe serem ngeliatnya. Haha..

Kantuk mulai menyerang, kamipun berjalan pulang. Ditemani Bobi, si anjing setempat, yang baik hati suka nganterin kalo kita pulang dr tempat kang Nana. Tinggal bilang “Bobi, anterkeun pulang..”, dia pun langsung membuka jalan di depan. Sambil menggonggong disaat melihat sesuatu yang terkadang tidak bisa kami lihat. Haha..

Tanpa dikhiri hiburan dvd, kamipun beranjak tidur. Bersiap menghadapi keesokan hari yang nampaknya akan membosankan. Abi dan Nessia juga bakal ke Jakarta besok. Sepi lagi.. Ya sudah, sampai bertemu bsok ya!

Day 16

Selasa, 17 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Dari hasil diskusi di malam sebelumnya, hari ini kami akan memulai usaha sampingan! Hehe.. Jadi kita bakal jualan minuman dingin. Ada sirup dan teh yang ditampung 2 toples besar, dilengkapi dengan seember kecil es batu yang siap mendampingi. Ditambah lagi setoples rempeyek kacang buatan bu Pipi. Semuanya serba 500 loh. Seru ya? Hehe..

Jualan dimulai pukul 10. Tepat di depan rumah pak Cecep, kami membuka sebuah meja kayu rakitan yang dilapisi sebuah taplak meja sederhana. Target pasar utama kami adalah anak-anak TK dan SD. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk konsumen yang lain. Target awal? Ya sekitar 60-70 plastik aja. Hehe..

Kegiatan jual menjual ini cukup seru. Dengan penglaris si TomPit dan Kang Nana yang langsung transaksi, kami berlanjut heboh meneriaki siapapun yang lewat buat membeli produk kami. Haha.. Di TomPit pun ikutan heboh. “Gopeee..!! Goepeee..!!” Boro-boro beli, yang ada pada takut semua itu anak-anak kecil yang lewat. Haha.. Ditambah keusilan Jaka yang terus lari mengejar anak-anak yang ga mau beli. Ya makin kabur lah mereka. Haha..

Tanpa diduga, ternyata pembelinya banyak loh.. Ternyata sistem marketing word of mouth sangat berguna disini. Jadi siapapun yang beli, kita suruh ngajak temen yang lain. Dan mereka beneran ngajak! Haha.. Satu demi dua demi tiga konsumen terus berkunjung, membawa sekeping logam 500 dan langsung menikmati nikmatnya resapan sirup jeruk ataupun es teh manis di siang hari yang (tumben) lagi panas banget. Hehe.. Ntah kenapa kita, terutama Abi Manda Lidya dan William yang menjadi penjaga warung utama, merasa sangat senang dengan kegiatan baru ini.

Dibawah sengatan matahari yang dilawan dengan atap rumah Pak Cecep ini, kami juga melanjutkan produksi Sadeees. Produksi cukup besar. Membumbui 7kg keripik pisang yang sudah digoreng hari sebelumnya. Tapi lebih banyak diambil alih sama Ibu-Ibu tim Sadeees dibawah pengawasan Nessia. Memakan waktu beberapa jam, dan dilanjutkan dengan proses packaging yang dimulai oleh Jaka Nessia dan Dika. Aduh seneng deh kalo kelompok lagi lengkap gini. Bagi tugasnya gampang. Hehe..

Hampir jam 5 sore, dagangan minuman habis total! Haha.. Bener-bener diluar dugaan. Lebih dari 120 plastik minuman terjual. Beberapa ratus gram rempeyek juga ikut menghilang ke tangan konsumen. Seneng banget deh. Jangankan kami, TomPit yang ikutan capek,Nantinya, hasil penjualan ini, bakal kita kasih juga ke keluarga bu Ayi, sama seperti konsep Sadeees (baca day 1 kalo lupa). Hehe..

Sambil tersenyum, kami semua menyelesaikan kegiatan packaging Sadeees yang kali ini berjumlah lebih dari 150 plastik, dengan segala ukuran. Ada yang 25gr, 75gr, dan sesuai pesanan ada yang berisi 125gr serta 500gr. Lumayan lah. Dari masih semangat, sampe udah males-malesan. Haha.. Tapi demi Sadeees, semua kami korbankan! Gimana pak dosen pengawas? Sudah terlihat semangat kami? Tambah nilai ya pak..

Gimana dengan label? Buat yang baca blog kami kemarin, mungkin masih inget kisah rejectnya 5000 label Sadeees yang baru dicetak. Akhirnya, setelah memutar kepala, kami mendapatkan curahan kebaikan hati sesorang di Jakarta sana yang mau membantu. Adalah Dito, pacarnya Amanda yang ternyata punya langganan tempat percetakan. Dia mau membantu para Sadeeestis ini buat nyetak logo. Terima kasih banyak kak Dito..

Adzan Magrib sudah berkumandang dari Masjid yang masih senantiasa berisik di saat Subuh. Ditambah keberisikan dan gangguan yang masih datang dari Bapaknya Tomi. Haduh, kapan pulang ya nih orang? Haha.. Sudah lah biarkan, toh kami sekarang harus mulai bersiap-siap buat barberque kedua. Seru kan? Hehe..

Yep, seperti malam minggu di Day 6, kita mau bakar-bakar ikan lagi! Yay! Haha.. Tapi kali ini kita yang jadi tuan rumah, mengundang si kelompok tetangga. Sbenernya kita juga ngundang kelompok Indra, tp berhubung kengerian perjalanan di malam hari, mereka pun enggan buat datang. Hehe..

Masih menikmati makanan di atas daun pisang lebar panjang yang terbujur di atas tikar, dihiasi bertumpuk nasi liwet, ikan nila bakar, rebusan daun singkong, kecap manis, sambal jahe yang sangat pedas, ditambah setoples kerupuk udang mantap. Hehe.. Mau tau harga ikan nila disini? Sekilonya 15 ribu aja loh. Coba pesen di restoran di Jakarta, bukannya itu harga satu ekor? Sementara kita kemarin beli 3 kilo dpt 40 ekor ukuran kecil sampai sedang. Haha..

Kami pun makan beramai-ramai, bareng keluarga pak Cecep juga. Diiringi lantunan lagu-lagu dari ipod dan speaker yang dibawa Jaka. Foto-foto, bersenda gurau, sampai bergosip seperti biasa. Haha.. Ada yg kepedesan, ada yg makan dikit, tapi ada juga yg ga selesai-selesai, menampung sisa-sisa mereka yang ga habis makannya. Hehe..

Malam ini sangat menghibur. Di tengah-tengah suasana bosan yang lagi sering menghampiri, ternyata kegiatan seperti ini sangat berguna. Kamipun mengakhiri acara malam ini dengan menikmati seteko besar energen sereal beserta sekotak beng-beng. Malah si kelompok tetangga sempet numpang nonton sinetron. Hadoh..

Setelah bersih-bersih beres-beres, kamipun bergantian menyikat gigi, dan mengakhiri malam dengan ketegangan film Taken. Wah, dvd player emang teman setia di malam hari deh..

Tunggu blog besok ya.. Karena kita bakal ke kebun teh! Penasaran? Hehe.. Sampai besok ya!

Day 15

Senin, 16 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Brrrr.. Ntah kenapa tiba-tiba terasa dinging layaknya kamar yang dihiasi AC 3pk. Lihat kanan kiri, ternyata Abi yang lagi agak sesek, ngebuka jendela kamar! Padahal masih jam 5.30 di pagi hari. Saat-saat dimana hawa dingin terasa maksimal. Haha..

Jam 7, secara tak biasa semua sudah terbangun. Ya iya, pastinya krn ga ada Dika. Hehe.. Ngeliatin segala macem yg lewat depan rumah. Ada warga sekitar, anak sekolah, tukang bubur, motor, pick up, ayam, kambing, sapi, kerbau, dan lain-lain. Berniat beraktifitas, akhirnya kami putuskan buat lari pagi! Hahaha.. Rajin ya?

Peserta pagi ini ada Amanda, Abi, Jaka, William, dan Nessia. Lidya dan Dika baru balik kampung siang ini. Ya kalopun mereka ada disini, kita rasa ga bakal ikut lari pagi juga. Haha.. Abi, Amanda, dan Jaka memimpin barisan dengan berjogging. Nessia cukup berjalan kaki di belakang, ditemani William. Aduh mesra banget 2 pasang mata sipit itu. Haha..

Kami melewati rute yang belum pernah kami injaki sebelumnya. Dari, rumah, mengarah ke kanan, melewati rumah si kelompok tetangga yang pintunya masih tertutup rapat, melambaikan tangan ke petugas Balai Desa Pulosari, dan terus ke depan. Ternyata semakin ke depan, jalanan semakin menanjak. Setelah berlari sekitar 1,5 km, kami bertiga si barisan jogging pun berhenti di tengah tanjakan cukup terjal. Menunggu Nessia dan koh Willi yang tak kunjung datang.

Rupanya si Nessia ga kuat lari. Jangankan lari, jalan jauh pun tak lagi mampu. Semacam orang tua berumur 80 tahun. Haha.. Kami bertiga pun kembali meninggalkan Nessia dan William untuk menuju pulang, krn Abi sakit perut. Berselang 20 menit, pasukan jalan kaki akhirnya sampai. Nessia terlihat sangat pucat. Udh putih makin putih. Hadoh.. Dia pun langsung terduduk lemas, tanpa mampu membuka aqua botol. Kasihan. Tau gitu, mending ga usah ikut dari awal. Hehe.. Ayo semangat Nessia!

Saatnya produksi lagi! Persiapan pemasaran Jakarta, yang kali ini akan dibawa sama supirnya Lidya yang bakal nganter dia balik kesini. Total lebih dari 50 bungkus Sadeees 75 gr yang akan dibawa ke Jakarta kali ini. Seneng banget, semakin hari, semakin besar pesanan. Udh mulai ada juga yang mesen kiloan. Tentunya kita kasih packaging dan harga khusus dong. Ayo siapa mau pesan? Atau berniat jadi reseller? Hehe..

Dika pulang! Diantar oleh seekor Kijang silver milik Jason, si anggota kelompok dodol pisang. Banyak banget barang nih orang. Tas pakaian, ember buat nyuci, dan yang membuat kami tersenyum, gitar! Haha.. Pertanda dia siap menghibur keheningan rumah, atau sekedar berpartner dengan ipod dan speaker aktif yang dibawa Jaka di hari sebelumnya.

Hal menggembirakan ini diikuti oleh kabar buruk dari Jakarta. Jadi waktu Jaka ke Jakarta, dia mencetak label Sadeees di percetakan milik Novendri, teman kampus. Proses cetak ini selesai hari ini dan diambil sama Lidya. Sungguh mengesalkan, dari 500 kertas ukuran a4 yang kami cetak (pertanda berjumlah 5000 label), keseluruhannya reject! Warna berubah menjadi dominasi pink. Untungnya berkat keahlian negosiasi (sedikit diwarnai emosi) oleh Lidya dan Ayahnya yang ikut mengantar, kami berhasil menolak hasil cetak dan dikembalikannya seluruh uang muka.

Ada-ada aja ya? Kami disini lagi kehabisan label, ditambah bayangan datangnya Lidya yang membawa 5000 buah cetakan label, tapi malah kejadian seperti ini. Pusing? POL! (dengan gaya Lidya berbicara). Alhirnya, untuk mengakali sekitar 50 bungkus yang siap kirim ke Jakarta, Jaka dan Abi mencetak label di kang Nana, dengan printer epson andalannya. Ya lumayan lah buat sementara, sambil kami memikirkan cara lain untuk mencetak label di percetakan lain.

Masih menunggu Lidya, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. Pertanda kami harus mulai bersiap-siap pergi. Krn hari ini kita harus ngajar lagi! Hehe.. Mereka yang beruntung mendapatkan pendidikan dasar bahasa Mandarin kali ini, adalah murid kelas 5 SD Madrasah, yang jaraknya hanya sekitar 3 menit berjalan kaki dari rumah.

Secara antusias, keseluruhan warga sekolah menyambut kami. Pas banget mereka lagi jam istirahat kayanya. Tapi kami tidak perlu menunggu lama untuk mulai mengajar. Kelas yang sangat sederhana, kondisi 5,5/10, meja dan kursi kayu yang cukup mengenaskan, tembok yang perlu ditambal dan cat ulang, serta jendela yang perlu dibersihkan tumpukan jamurnya. Tapi tenang, ga mengurangi semangat Abi dan Nessia menjadi guru kok! Hehe.. Jadi mereka berdua yang ngerti Mandarin, jadi guru utama, kami yang lain cuman lihat-lihat, palingan Jaka banyak foto-foto sama kamera yang baru dia bawa dari Jakarta.

Seneng banget ngeliat semua anak di dalam kelas yang sangat antusias sama pelajaran dari kita. Walaupun penuh gangguan dari siswa-siswa lain di luar kelas, yang terkadang cukup memancing emosi. Hehe.. Tapi kami berhasil kok, menyelesaikan sekitar 1 jam waktu mengajar. Di kesempatan selanjutnya, kita akan mulai ngajar Bahasa Inggris! Ikutin terus ya ceritanya..

Pulang ke rumah, ternyata Lidya sudah datang! Ditemani orang tuanya yang membawa Sadeees ke Jakarta dengan jumlah yang cukup banyak. Lidya juga banyak bawa titipan dari kita. Juga mengoleh-olehi TomPit yang gak kebagian bingkisan Jakarta dari Jaka kemarin. Abisnya si Jaka cuman bawa buat yang tua-tua. Hehe.. Mau tau yang paling mantap? Lidya bawa 2 ember ayam KFC! Waahh! Langsung kerasa lapar ngeliatnya. Haha.. Belum habis rasa riang melihat logo KFC, kami kembali dikejutkan oleh dvd player yang juga dia bawa. Siap menyerang rasa bosan! Ayo Sadeeestis! Hehe..

Kami menghabiskan cahaya sore matahari Pulosari dengan menikmati martabak murah (serba 4 ribu), yang terasa nikmat, dengan pancaran gerobak biru dan kulit hitam si a'a penjualnya. Hehe.. Sambil ngobrol-ngobrol sama Pak Burhan dan Pak Felix yang datang berkunjung, gigi taring kami perlahan-lahan menghancurkan manisnya martabak yang senantiasa menghangatkan ronggal mulut dengan tiupan manisnya. Apa sih ini bahasanya? Haha..

Perlu diketahui, hari ini kamu belum juga lolos dari keramaian yang mengesalkan dari Bapaknya Tomi yang ternyata belum ada rencana kembali ke Jakarta. Kalo masih bingung, gini deh perbandingannya. Kalo kita keluar satu kalimat, dia keluar satu cerpen. Kalo kita mengeluarkan 1 cerpen, dia membalas dengan 1 novel tebal yang hampa tiada arti. Jaka dan Manda perlahan-lahan mulai menunjukkan kekesalan secara langsung. Ada hasil? Terima kasih Tuhan, ternyata tetap nihil. Ayo semuanya datang kemari. Tolong kami. Hehe..

DVD time! Setelah bermain dengan ulat daun di rumah kang Nana, kami jadikan film 21 sebagai dongeng sebelum tidur. Hehe.. Seneng juga akhirnya ada hiburan lain di waktu malam. Kayanya bakal jadi rutinitas tiap malem. Stok dvd banyak banget. Dika bawa lebih dari 30 film. Ditambah sedikit dari Jaka dan Manda. Berlebihan kah kami? Silahkan nilai sendiri ya. Antara berlebihan, atau kampungan, atau desaan. Haha..

Penasaran kami jualan sirup jeruk sama es teh manis? Tunggu blog besok ya!

Ayo obo! Hehe..

Day 14

Minggu, 15 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah

Glad to be back!

Halo! Kembali lagi bersama Jaka si juru penulis blog! Hehe.. 4 hari menerima email blog dari Manda, sekarang giliran saya lagi ya. Haha.. Ntah kenapa, seneng banget balik kesini. Tak tahan dengan panas dan macetnya kota Jakarta (halah). Pulosari, feels like home. Hehe.. Serius tapi, beneran seneng balik kesini. Hope you enjoy today's blog ya!

Abi dan Nessia memulai hari dengan bernegosiasi, memilih-milih warung buat didrop Sadeees. Tak lama berunding, mereka berdua pun memulai petualangan ke warung sekitar. Seneng banget, produk Sadeees masih diterima dengan baik sama tiap warung yang kami kunjungi. Doakan semoga laku lagi ya! Karena produk yang disebar ini, yang terbaru loh. Dengan rasa terbaru setelah melewati belasan revisi sebelumnya. Hehe..

Setelah kembali berkumpul di rumah, kami kembali melakukan kegiatan produksi. Seperti biasan diramaikan sama ibu-ibu tim Sadeees. Produksi besar! Pesanan 1kg dari Ibunya Jaka yang bakal ngikut nganter Jaka kesini, ditambah persiapan produk yang akan dibawa ke Jakarta, sama supirnya Lidya hari senin nanti, setelah Lidya balik kesini.

Produksi kembali berjalan lancar. Kami juga melakukan sedikit percobaan dengan lebih mengeringkan bumbu. Hasilnya ternyata tetap baik, tetapi kurang enak dilihat. Bumbu tidak bisa terlalu rata ke setiap keripik pisang yang sudah digoreng. Jadi, percobaan ini nampaknya tidak kami lanjutkan. Bertahan aja sama yang menurut kami terbaik buat sekarang ini. Hehe..

Belum selesai produksi, muncul seorang lelaki gemuk, tidak terlalu tinggi, dengan paras Cina. Siapa itu? Ternyata bapaknya Tomi! Haha.. Baru sampe dari Jakarta, lelaki yang ternyata asli betawi ini, langsung meramaikan rumah dengan logat betawi asli, yang awalnya menghibur, sampai terasa menganggu. Haha..

Tepat pukul 14.30 disaat seekor Innova Hitam berplat B, merapat ke rumah pak Cecep. Jaka datang! Lengkap dengan kedua orang tuanya beserta sesosok wanita kecil yang ternyata adiknya Jaka. Sempet ngobrol-ngobrol, ngeliat proses produksi yang sudah hampir selesai, Mamanya Jaka juga menambah pesanan Sadeeesnya menjadi 2 kg. Hore! Penjualan minggu ini mantap! Hehe..

Sepulangnya keluarga Jaka, kami melanjutkan hari dengan hal yang biasa saja. Palingan rumah hari kerasa rame, krn ada Bang Iwan, bapaknya Tomi yang berisik (berlebihan berisiknya). Haha.. Jaka awalnya masih antusias ngajak ngobrol Bang Iwan. Tapi terbukti, darah betawi asli ni orang kentel banget. Berisik, sok tau, berlebihan, ngikut semua bahan omongan. Aduh, pokoknya annoying parah. Kalo kata Lidya, POL! Haha..

Mengakhiri malam dengan sebuah mangkuk indome rebus + cabe rawit, kami pun tidur cepat. Tanpa kunjungan ke kang nana, kami menikmati kasur kapuk ditemani jarum jam yg masih menunjukkan pukul 10.30. Mungkin krn lelah kegiatan produksi tadi siang.

Besok? Kita bakal produksi lagi, ngajar kelas 5, terus Dika Lidya juga balik ke desa. Tunggu ceritanya ya! Wassalam..

Day 13

Sabtu, 14 Januari 2009
written by : Amanda Siallagan

Happy valentine's day everyone...!

Dengan mengenaskan, 4 anggota Sadeeestis menghabiskan hari palentin di desa terpencil, jauh dari keluarga dan pacar. Haha.. Tapi Abi nampaknya gak termasuk dlm golongan mengenaskan, krn pacarnya cuma beda desa. Curang! Hehe.. Tapi jangan salah, Jaka ke Jakarta juga bukan buat berpalentin sama pacarnya kok. Tapi justru nganter pacarnya ke airport, yg mau balik ke sydney, mengakhiri masa libur kuliah di Jakarta. Kasihan. Haha..

Karena merasa valentine di desa harus tetap menyenangkan, Amanda trnyata sudah menyiapkan sekotak coklat Delfi Treasures dan Cadbury Dairy Milk. Selain itu, kita juga niat masak spesial hari ini! Antara mau masak opor ayam, atau ayam teriyaki. Mantap kan? Hehe.. Jadilah pagi-pagi, Manda dan William naik motor dengan semangat, berangkat ke pasar buat beli bahan masak dan sekalian cabe buat produksi Sadeees. Haha..

Ternyata ayam di pasar habis! Pupus semua harapan menyantap ayam lezat hari ini. Jadilah Manda dan William cuma menenteng sekantung 1 1/4 kg cabe. Sedih ya?

Di rumah, ibu-ibu tim Sadeees sudah siap bekerja. Kabar gembira, kami hari ini berhasil mendapatkan 1 tandan pisang dengan harga yang lebih murah. Hore! Hehe.. Harga berbeda sekitar 5 ribu dengan jumlah sisir yang lumayan banyak dan ukuran pisang yang lumayan besar. Kami pun langsung bersiap dengan sarung tangan plastik, baskom, dan timbangan. Mulai kegiatan mengupas pisang!

Baru mulai kegiatan mengupas, ternyata pisangnya kemudaan! Ketauan dari kulitnya yang lebih keras. Aduh, sial banget deh hari ini.. Jadi kalo pisang terlalu muda, hasil gorengan jadi lebih pucat dan kurang kuning. Tapi untungnya hasil gorengan cukup banyak, dengan angka penyusutan yang lebih kecil. Rasa juga sama saja dengan pisang yang lebih berumur. Sebagian keripik pisang juga langsung kita bumbuin, bahkan sebelum kegiatan menggoreng selesai seluruhnya. Yaa, kesialan memang terkadang membawa keuntungan. Hehe..

Oh iya, hari ini kita juga cobain goreng pisang tanduk, walaupun cuma 3potong. Iseng aja, mumpung ada. Enak juga loh! Hehe.. Waduh jadi bertanya-tanya ya kita pake pisang apa? Rahasia perusahaan dong ya, maaf ga bisa kasih tau. Haha..

Sesaat sebelum jam makan siang, kegiatan produksi selesai. Tinggal menunggu Sadeees mendingin, dan bisa memulai kegiatan packaging. Tapi, belum juga asap hangat menghilang dari Sadeees, Abi sudah hilang! Kemana? Ternyata dia ke Palasari, buat menikmati Valentine Lunch sama pacarnya, si Tania. Hadoh!

Selepas kepergian Abi, virus bosan kembali mewabah di rumah kami. Siaran tv dari MNC Group, makan siang dengan sambel top, keributan pasukan cilik yang terus meminta Wall's Cornetto yang baru dibeli di pasar tadi pagi, tetap tidak ada yang berhasil mencairkan suasana. William malahan tidur siang, Manda melanjutkan pembacaan novel Pramoedya, dan Nessia sibuk telponan sama pacar.

Kebosanan ini berlanjut sampai sore sekitar jam 4. Si boy (bukan roti, tapi nama orang, hehe..) Datang berkunjung dari rumah pak Dayat di bawah (ingat cerita mbek? Hehe..). Sambil malakin belanjaan warung si Boy, kita juga mesen mie ayam sama abang-abang yang lewat. Menikmati hangatnya tepung panjang berwarna kuning ini, sambil kembali menyambut kedatangan Abi.

Tidak sendiri, dia membawa pasukan yang akan menginap di rumah si kelompok tetangga. Ada Tania pacarnya Abi, Dinda pacarnya Fikar, dan Jojo pacarnya Sky. Fikar dan Sky itu ya anggota si kelompok tetangga. Hayo mau ngapain! Pak Burhan! Please read this! Haha.. Menyebalkan deh ngeliatin semua orang pada pacaran hari ini..

Belum sempat rasa bosan menyurut, Tania Dinda dan Jojo sudah pamitan lagi. Yang lebih mengesalkan, Abipun ikut pergi lagi. Mereka bergerak ke rumah si kelompok tetangga. Kamipun berdoa, supaya Abi ga ikutan nginep. Hehe.. Tidak puas hanya melihat orang pada pacaran, secara sadar William dan Nessia ngobrol berdua di teras depan. Pemandangan yang cukup jarang terjadi. Ciee.. Hayo ada apa hayo! Haha..

Bagaimana dgn Amanda? Ternyata dia cukup setia dengan hpnya buat nulis blog ini. Dia bingung karena kepengen ikutan ngobrol diluar, tapi kursi sudah habis. Kalo berdiri pegel. Mau duduk di lantai, tapi banyak bekas tai ayam. Jongkok juga makin pegel. Haduh, pokoknya hari ini secara resmi kami nyatakan sebagai hari terbosan selama keberadaan kami disini.

Hampir tidak ada lagi yang patut kami ceritakan. Palingan kami menyantap sate ayam untuk makan malam, berlima (Abi akhirnya pulang, ga jadi nginep), dan murah-meriah. Juga memainkan kartu yang terlihat semakin membosankan untuk dimainkan.

Ntah muncul semangat dari mana, jam 21.30 kami putuskan untuk melakukan kegiatan packaging Sadeees kemasan 25 gram. Dan berhubung cuma berempat, kegiatan yang tidak seberapa ini ternyata cukup menguras tenaga dan emosi. Ya siapa juga yang nyuruh mulai malem-malem ya? Hehe.. Lumayan rekor lah buat anak-anak pak Cecep ini. Jam 12, semua masih pada melek. Kecuali si Abi. Hadoohh..

Sekian dulu laporan di hari yang membosankan ini. Terima kasih buat para pembaca yang saya yakin juga bosan, tapi tetap setia mengikuti. Hehe..

Saatnya tidur! Menanti kedatangan Jaka esok. Haha.. Daaaa..

Day 12

Jumat, 13 Februari 2009
written by : Amanda Siallagan

Enjing enjing enjing! Wilujeng enjing! Hehe..

Jarum jam masih tegak lurus alias jam 6, suara Amanda (yang dengan mudahnya menjadi juara bangun di pagi hari krn ga ada Jaka) sudah memenuhi kamar. Wanita ini ternyata memang berniat membangunkan seluruh Sadeeestis yang masih mabok Sadeees alias tidur. Hehe.. Kenapa pagi-pagi? Karena harus produksi! Waduh. Jadi kita bakal nitip beberapa plastik lagi buat dibawa Lidya ke Jakarta siang ini. Sedihnya, giliran Lidya yang pulang hari ini.

Sampailah kami di akhir proses packaging Sadeees. Pertanda harus cepat siap-siap. Karena jam 8 pagi ini, kami akan mulai mengajar TK! Hore! Hehe.. Kegiatan ini kami laksanakan bertiga, Amanda, Lidya, dan William. Abi dan Nessia tidak bisa ikutan karena harus ikut rapat petinggi kelompok di Desa Palasari.

Setelah lengkap berpakaian kaos seragam Community & Development Project, kami (tanpa mandi, haha..) siap berangkat mengikuti bu Ayi ke PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini. Kalo ada yang lupa, jadi sehari-harinya setiap pagi, Bu Ayi ini juga bertindak sebagai guru setingkat TK. Perjalanan menuju PAUD cukup heboh. Ngelewatin jalan potong setapak sebelah rumah si kelompok tetangga. Di jalan, kami juga sempet ketemu kang Nana, yang juga langsung ngajak kita buat ngajar di TK tempat dia bekerja. Dimana juga terdapat 2 orang anak cilik legendaris alias TomPit. Haha.. Tapi berhubung lagi sama bu Ayi, jadinya kami menjanjikan mampir setelah dari Paud saja.

Sampai di PAUD, kami disambut sebagai 'Kakak Dari Jakarta'. Hehe.. Ga banyak yang kami lakukan disini. Palingan cuma ikutan nyanyi-nyanyi dan menggambar. Ya maklum lah, setingkat TK 0 kecil. Hehe.. Kalo yang setingkat TK 0 besar, mereka hari ini lagi menanam pohon. Lucu juga sih ngeliat anak-anak yang cuma setinggi pinggang, bisa ngebedain pohon jeruk dan pohon cabe yang baru setinggi 10 cm. Meanwhile, these 3 Mahasiswas, totally have no idea about the different between those small-tiny-10cm-not-important trees. Haha..

Hampir jam 9, kamipun meninggalkan PAUD untuk menuju TK tempat kang Nana. Letaknya cukup dekat dari rumah Pak Cecep. Tapi kata warga sekitar, sekolah ini angker banget kalo malem. Ada nenek-nenek yang jagain itu sekolah, suka menampakkan diri katanya. Hiiii.. Sudah lah ga penting. Hehe.. Sebelum bergerak, Lidya menyempatkan buat jajan telor gulung yang sudah dia idamkan sejak lama. Jadi jajanan ini berupa tepung terigu lembek, dilapisin sama telor, trus digoreng bentar. Rp 1.000,- pertanda sudah bisa menikmati 4 tusuk telur gulung. Haha..

TK Madrasah tempat kang Nana mengajar ini sudah hampir bubar waktu kita sampe. Kang Nana sendiri mengajar kelas 0 kecil, jadi kegiatannya ga beda jauh sama di kelas bu Ayi tadi. Berhubung kami penasaran dengan seorang preman cilik bernama Inlan (atas cerita dari Jendral TomPit), kami pun bergerak ke kelas 0 besar. Ya! Kelasya Tomi dan Depit. Hehe..

Masya Allah, emang ancur banget itu kelas. Ga bisa didiemin. Ampun-ampunan. Sebenarnya bawaan diri udah ga kuat. Tapi tetep aja, kami masih mau mencari Inlan, si paling biadab diantara anak-anak yang semuanya bandel ini. Tak terlalu sulit mencari, tiba-tiba muncul lah sesosok bocah berjaket hijau tua gaul dengan hiasan sebuah gigi yang ompong. Awalnya sih dia cengar-cengir aja. Kami kira dia lagi jaim. Rupanya lagi tes pasar! Haha.. Semenit kemudian, mulailah dia melakukan kegiatan perbandelan. Ngelempar penggaris ke Depit, mukul temennya yang lain, gangguin anak cewe, lari-lari naik kursi, sampe duduk di meja. Aduh ampun deh. Ternyata ada anak sebandel itu. Ga cuman di film. Haha..

Sampe di satu titik, dimana si Ibu Guru memerintahkan semua anak buat duduk untuk doa sebelum pulang. Si Inlan yang bangkunya agak di belakang malah numpang di meja TomPit, tanpa duduk. Tapi! Tiba-tiba, tak disangka, koh William maju satu langkah, dan langsung MENENDANG LUTUT BELAKANG SI INLAN sampe jatuh terduduk, sambil berucap "Bisa duduk rapi ga?!" Amanda, Lidya, dan Ibu Guru sempet kaget sesaat. Si Inlanpun langsung menuju mejanya, duduk, dan melipat tangan dengan rapi. Ckckck, koh Willy ternyata spesialis penakluk bocah preman. Hehe.. Anak-anak TK Madrasah pulang, kami pun ngikut lah.

Ntah gara-gara tadi ngajar, atau krn buku mewarnai yang baru dibawain Nessia kemarin, hari ini ada 6 bocah yang main ke rumah! Toko main kartu koh Willy pun semakin laku. Hehe.. Kami menghabiskan waktu pagi menjelang siang ini dengan bermain bersama bocah-bocah cilik yang senantiasa menghibur dan mengesalkan. Hehe..

Belum puas mengajar TK, kami bergegas untuk mengajar SD Madrasah yang sama letaknya dengan TK tadi. Jadi gantian penggunaan gedung. Pagi buat TK, siang buat SD. Kali ini, Abi dan Nessia berniat untuk mengajarkan bahasa Mandarin dasar. Aneh-aneh aja ya? Hehe.. Tapi kegiatan kali ini tanpa diramaikan Lidya yang sudah dijemput untuk menikmati hawa panas kota Jakarta.

Berjalan dengan dag-dig-dug hati berseri, kami disambut oleh ibu Ilis dan Zahra, anaknya yang masih berumur 2 tahun dengan bulu mata super dahsyat. 5 menit menunggu di ruang guru, sampai terdengar bunyi bel yang membuat hati kami makin kebat-kebit. Saatnya mengajar!

Masuk kelas, sok cool. Gimana lagi dong? Kesan pertama harus menipu bukan? hehe.. Diluar dugaan, siswa kelas 6 SD sudah jauh lebih mudah diatur. Dan yang lebih membuat heran, mereka seneng banget sama pelajaran dari Koh Abi dan Ci' Nessia. Keliatan dari mata mereka yang berseri mengikuti pelajaran berhitung 1-10 dan panggilan-panggilan dasar dalam bahasa Mandarin. Quiz dan game yang kami berikan juga diikuti dengan semangat. Senang rasanya. Hehe.. Bu Ilis pun langsung me-request kami untuk kembali mengajar di hari senin, untuk siswa kelas 5. Makin seneng deh kita..

Selain menambah pengalaman, kegiatan hari ini menyadarkan kami kalo mengajar itu ternyata beneran bikin capek. Kasian juga ya guru-guru kita dulu (halah). Hehe.. Sebelum pulang, kami mampir dulu di rumah neneknya bu Ayi yang letaknya persis di depan rumah kami. Udh hampir 2 minggu, belum pernah kami mampir. Dengan ajakan bu Pipi yang lagi nyapu di depan rumah, kami pun mampir. Hehe.. Di dalam, kita ketemu neneknya Bu Ayi yang sudah berumur sekitar 90 tahun. Terlihat masih sehat, lancar berbicara, mata juga masih awas, tapi sudah tidak bisa lagi berjalan. Rumahnya lumayan luas, tapi jauh lebih tradisional dibanding rumah Pak Cecep. Peran pintu kamar digantikan tirai. Kompor gas masih berupa tungku minyak tanah. Masih desa banget pokoknya. Bu Fifi (Baca : Pipi) sempet nawarin buat nginep. Tapi dengan sedikit sigap, kami menolak. Serem oy! Hehe..

Kegiatan sore dilanjutkan dengan kembali memasukkan Sadeees ke warung-warung terdekat sampai ke talang. Tidak ada sesuatu yang spesial. Hany rasa senang karena produk kami masih diterima warung-warunf tersebut dengan baik. Kegiatan di rumah juga seperti biasa saja. Ngobrol-ngobrol sama bu Ayi, makan, mandi. Tiba-tiba, baru 20.30, William udh mau tidur. Wah, tanda-tanda hari ini berakhir singkat. Amanda langsung sedikit panik karena sepertinya dia belum mengantuk. Tapi William beneran sikat gigi lalu masuk kamar. Disusul Abi yang juga mencari posisi buat tidur. Nessia, yang kelihatannya belum ngantuk, malah langsung renungan malam. Sehingga tidak ada yg bisa dilakukan Amanda selain menyelesaikan blog ini dan telponan sama pacar. Hehe..

Sekian dulu ya, bsok lanjut lagi di hari ke 13.. See you tomorrow!

Day 11

Kamis, 12 Februari 2009
written by : Amanda Siallagan

Hari ini para Sadeeestis berniat buat melanjutkan rencana semalam untuk memastikan si TomPit (Tomi dan Depit) buat gak jajan. Tetapi apa daya, niat kami buat bangun subuh alias jam 5, yang mana adalah jam bangun si TomPit, berakhir dengan kegagalan. Boro-boro jam 5, Amanda yang kembali bangun paling pagi aja, sudah dipamerkan jarum jam yang menunjukkan pukul 7.30. Manda pun langsung membangunkan William yang menjadi pengawas utama. Haha..

DOR! Ketauan! Pas banget waktu William keluar, si Tomi lagi mengendap-endap ke warung. Bukan cuma Tomi, Depit yang sudah lebih dulu di warung, langsung ngebuang uang 3 ribu yang diam-diam diberikan Bu Ayi tadi pagi. “Depit ga mau jajan!”, sambil melempar uang. Tomi yang berusaha menjadi pahlawan kesiangan pun langsung mengambil uang dari tanah, “Nih, Depit jajan!”, sambil melempar kembali uang tersebut ke Depit. Haha..

Sekalian jalan-jalan, kami berempat (minus Nessia, Jaka, dan Dika yang masih di Jakarta), ngikut ke sekolah TomPit, dan memastikan kalo mereka ga jajan. Hehe.. Sekedar info, si Tomi itu sebenernya sekolah di Jakarta. Tapi dia ngikut ibunya, si bu Pipi yang lagi stay di Pulosari buat pengobatan tulang. Jadi dia ngikut terus deh ke sekolah Depit. Hehe.. Di sekolah, kami ketemu bu Ilis yang lagi jadi guru., Bu Ilis ini salah satu orang tua angkat senior kami di kegiatan serupa tahun lalu.

Bu Ilispun menawarkan kami untuk ikut mengajar. Jadi selain menciptakan suatu produk, kami juga ditugaskan kampus untuk melakukan hal lain dalam hal membina, seperti mengajar di sekolah. Tapi kali ini, dengan alasan belum mandi, kami mengurungkan niat untuk ikut mengajar. Tapi tunggu aja di blog ini ya! Dalam waktu dekat, kita akan beraksi sebagai guru. Haha..

Selesai kegiatan mengantar, kami pulang ke rumah untuk menikmati semangkuk indomie hangat yang senantiasa menemani di pagi hari. Sambil menonton si Doel yang kembali ditayangkan RCTI. Hehe.. Tapi tak lama kemudian, gerombolan ibu-ibu tim produksi Sadeees sudah datang! Kali ini target kami memberikan bumbu untuk 3kg keripik pisang yang sudah digoreng sebelumnya.

Proses produksi kali ini berjalan lancar. Tapi kami menyadari, alangkah baiknya apabila kegiatan ini bisa menghasilkan Sadeees lebih banyak dan lebih cepat setiap harinya. Walaupun masih tergantung permintaan pasar. Ya kita lihat saja kedepannya. Semoga seiring berjalannya waktu, proses produksi bisa berjalan semakin baik. Doakan ya!

Produksi selesai, merapatlah sesosok wanita putih sipit, diapit beberapa pasang mata yang terus menebar senyum. Nessia pulang! Lengkap dengan iringan orang tua beserta tantenya, yang langsung mengunjungi rumah Pak Cecep. Mereka juga menyaksikan hasil produksi di dapur. Dan wow! Pesanan 2kg langsung dinyatakan on the spot! Hore! Hehe..

Gak cukup mnyumbang sales, ternyata Nessia juga membawa hawa Jakarta berupa JCO sebanyak 2 lusin! Sontak bocah-bocah setempat yang dalam bimbingan TomPit, memanjangkan tangannya ke 2 buah box donat berwarna orange itu. Tapi ternyata bukan cuma mereka kok, kami juga ikutan girang. Hehe..

Setelah mengantar keluarga Nessia ke kuda besi (mobil) dengan senyuman lebar, kami melanjutkan makan donat dan makan siang dengan buntil. Dan kembali! Pasukan cilik ngajak main kartu. Hadoh! Kali ini cuma William seorang yang masih sabar menemani semua makhluk cilik itu bermain.

Tak lama kemudian, tim pengawas datang. Kali ini diwakili oleh Eja dan Seki yang numpang makan krupuk, ngeliatin pasukan kecil main kartu, sambil nunggu pesanan martabak mereka. Seki juga sempet ikutan main kartu. Tapi berhubung cepet menang, dan takut hokinya ilang, dengan segera dia menyudahi permainan. Hehe..

Permainan hari ini berlanjut sampai sekitar jam 4. Kayanya ini bener-bener harinya Tomi. Dia terus-terusan ngalahin si Depit sambil terus mengeluarkan ledekan maut. Haha.. Tapi! Suatu saat dimana Tomi akhirnya harus mengaku kalah, dan koh William langsung ngambil air sebagai hukuman, eh dia malah nangis! Haduh gawat deh. Nangis beneran ga bisa berenti. Koh Willi merasa bersalah, Abi yang gak bertanggung jawab langsung kabur dan mandi. Jadilah Amanda dan Lidya kebingungan harus ngapain. Untungnya pahlawan sylvi (anaknya bu Ayi yang paling tua) datang dan langsung menggendong dan membawa kabur si Tomi. Lega. Hehe..

Rasa bosan melanda, kami sekelompok pun ikutan kabur (tanpa mengajak Abi yang curang udh kabur duluan. Hehe..). Ga tanggung-tanggung, kami kabur ke talang (pangkalan angkot, jalan kaki sekitar 30 menit), buat makan di planet Bakso, sekalian nagih uang hasil penjualan Sadeees ke warung-warung dan menarik sisa produk karena sudah ada versi revisi yang terbaru. Jadi, produk yang sudah disebar ini, kami anggap reject sekarang. Syukur, dari total 50 plastik yang kita sebar, hanya tersisa 5 plastik ukuran 25 gram.

Abi berhasil menyusul. Ternyata, ada berkah dibalik kunjungan kami ke Planet Bakso kali ini. Kami mendapatkan masukan berarti untuk produk kami. Terutama masalah kemelempeman produk. Semoga bisa bermanfaat untuk produksi ke depannya. Amin.

Sudah jam 5, sebelum langit menggelap, kita pun pulang meureun (Meureeeeuuunn!) Hehe.. Ada yg lucu masalah “meureun” ini. Jadi bu Ayi itu seneng banget ngomong pake meureun, yang artinya kali / mungkin. Tapi kadang-kadang letak meureunnya ga pas! Jadi setiap dia bilang meureun, kita pasti langsung sama-sama teriak “meeeuurreeeuuunnn” haha..

Kami menghabiskan malam dengan nge-puls lagi! Selamat malam kang Nana! Hehe.. Udah lama ga belajar bahasa Sunda, malem ini kita akhirnya main cerdas cermat bahasa Sunda! Kang Nana melontarkan pertanyaan berupa kata-kata bahasa Sunda dan kita harus mengartikan. A'a Suleh (adiknya kang Nana) bantu kasih clue buat kita. Lidya yang getol banget nebak segala rupa jawaban, dpt skor yang lumayan berkat kerja kerasnya. Hehe..

Tapi jangan salah dulu, skor 10 Lidya ternyata baru bisa menyamakan skor Abi. Nessia bermain di tengah dengan skor antara 3 atau 4 (lupa, hehe..) Sementara Manda hanya mendapat skor 2 karena sibuk telponan gosip sama Dito sang pacar. Tapi anehnya, koh Willy yang ga ngapa2in, ga bisa dpt satupun skor, alias NOL! Haha..

Sudah lah, cukup panjang hari ini ya? Saatnya meng-email blog ini ke Jaka di Jakarta buat direvisi dan dipublish (iya Manda, gw akui paragraf ini bukan lo yg nulis, ya itung-itung biaya gw revisi lah ya, jual nama dikit, hehe.. -Jaka-) mau gambaran cerita di hari Jumat besok? Kita bakal ngajar loh! Jadi tungguin ya cerita serunya..

Selamat malam!

Day 10

Rabu, 11 Februari 2009
written by : Amanda Siallagan

Halo semua pembaca! Hari ini akan ada perubahan drastis! Yaitu perubahan penulis blog Sadeees ini. Karena Jaka yang biasa menulis blog, hari ini bakal pulang ke Jakarta bersama Dika, jadi saya (Amanda) akan dengan sigap menggantikan tugasnya, untuk melaporkan kegiatan para Sadeeestis selama beberapa hari ke depan. Ayo tepuk tangan! Hehe..

Hari ini diawali dgn Amanda kembali bgn paling pagi mengalahkan Jaka dlm per-bangun-pagi-an (dan per-tulis-blog-an). Sebenernya tadi dini hari Jaka dan Dika udah bangun buat ntn bola Brazil-Italy. Dan yaa, terbukti dari kegiatan nonton bola itu, siapa yg paling penakut dr anak2 sadeeestis yg sebenarnya penakut semua. Haha..

Jaka dan Dika kebetulan dua cowo penakut yang tersisa di dini hari itu. Krn cowo satunya lagi adalah William the Brave (dpanggil bgitu krn dia satu2nya yg brani keluar mlm sndiri) sudah tertidur. Nah, kira2 siapa diantara Jaka dan Dika yg brani dtinggal sndiri?

Scene 1
Dika : "Jak, gw ke kamar dulu ya, mau **** (lupa mau apa)"
Jaka : "Ok Dik."

Yeaay, Jaka lulus tes ditinggal diluar sndiri! Bagaimana dgn Dika?

Scene 2
Jaka : *Brrr (menggigil)* "Dik, gw ke kamar dulu ya, mau ambil sweater sama selimut."
Dika : (Dgn lantang) "Gw ikut Jak!!"
Jaka : "Ngapain sih ikutan?"
Dika : "Gw takut sendirian diluar.."

Laah, sia2 ilmu TIMA lo dik. Haha..

Anyway, hari ini kegiatan klmp kita adalah bumbuin pisang-potongan-ok yang kmrn digoreng buat dibawa pulang Jaka dan Dika ke Jakarta hari ini. Produksi dimulai pagi sekali. Sampe-sampe pas anggota yg bangun pertama (Baca : Amanda) terbangun, tim Ibu-Ibu pembela Bu Ayi sudah standby ngulek bumbu di belakang. Bumbu yang diproses hari ini berasa pedas manis lagi, sesuai yang telah kami setujui sebagai produk utama. Sekitar 30 bungkus lebih akan dibawa ke Jakarta oleh Jaka dan Dika. Termasuk pesanan Pak Felix, salah satu dosen di Prasetiya Mulya. Produksi hari ini sama berhasilnya dgn gorengan pisang kemarin. Mantap lah! Rasa ok, bumbu ok, kerenyahan ok, bentuk ok. Yang masih kita tes itu hanya tingkat kemelempeman Sadeees. Doakan tahan sampai 1 bulan ya. Hehe..

Setelah proses packaging Sadeees, supirnya jaka yg rada dodol merapat ke rumah Pak Cecep. Knp rada dodol? Krn dgn paniknya, dia nelpon Jaka dan mengatakan "Bang! Saya kyanya nyasar nih, gak tau dimana. Palingan ada tulisan kecamatan Kalapanunggal.." Jaka pun dengan mata menyipit langsung menjawab dengan "Lah ya itu emang kecamatannya Desa Pulosari pak. Bapak udah sampe.." Haha..

Setelah berpisah dengan Jaka dan Dika sekitar pukul 12.30, kelompok Indra berkunjung ke rumah. Kurang lebih sekitar 30 menit. Tapi sebelum kembali ke rumah, mereka berniat buat beli martabak yang baru hari ini mulai jualan di depan rumah kami. Martabak dudul yang PENJUALNYA ILANG NINGGALIN GROBAK. Haha.. Jadilah mreka cuma beli satu martabak coklat dan menitipkan kami untuk memesankan 2 martabak coklat dan 2 martabak keju, kalau abangnya sudah kembali.

Suasana rumah terasa sangat sepi. Koh Willy tidur siang. Depit dan kawan-kawan juga tidak meramaikan. Jadilah Manda dan Lidya mengisengkan diri buat nganter martabak pesanan kelompok Indra. Perjalanan ke rumah kelompok Indra kali ini tidak seperti kunjungan di hari pertama yang diwarnai suara "Mbeekk". Peserta jalan santai kali ini cuma berjumlah 2 orang. Gak lagi malem - malem dan kami melewati jalan pintas.

Jalan pintas ini dimulai persis di seberang rumah Pak Cecep. Gambaran rute kami yaitu melewati sebuah rumah warga (yang katanya agak horor), lalu kandang berisi kambing yang jumlah kambingnya tak terhingga, dengan banyak variasi suara kambing yang dihasilkan. Lalu sebuah jembatan bambu sepanjang 1 meter yang terletak dekat dengan kandang. Ntah kenapa disaat melewati jembatan ini, angin langsung bertiup kencang. Sampai Manda dan Lidya hampir terbang terbawa payung masing-masing. Persis seperti Mary Poppins. Hehe.. Jalan setapak menjungkit ke bawah, sampai tembus ke sebuah jalan yang lumayan besar. Dejavu, ternyata jalan ini tembus di sebuah kandang kambing lainnya, yang mana pernah menguji mental kami di hari pertama. Hehe..

Setelah ngobrol, nyolong susu, dan teh kotak, Manda & Lidya pun segera beranjak pulang. Pas banget bertemu Abi yang juga baru sampai rumah, dari Jakarta. Ternyata dia baru saja makan di sebuah warteg setempat. Hehe.. Kamipun memasuki rumah bersama-sama bertiga, dan menemukan koh Willy yang lagi ngajarin pasukan cilik (Devit, Tomi, Sisil, Silvy) buat main kartu! Dasar si mafia Cina. Haha..

Permainan ini terus berlanjut sampai sekitar pukul 7. Hari semakin gelap, Sisil yang langganan buat menang akhirnya pulang lebih dulu. Tapi jangan salah, setelah Sisil pulang, permainan justru menjadi lebih seru! Karena mereka yang kalah harus menjalankan hukuman minum air! Hehe..

Kegiatan makan malam ternyata tidak menurunkan semangat kami untuk tetap bermain. Permainan kartu cilik ini tetap dilanjutkan setelah beberapa lahap nasi dan lauk memenuhi perut kami. Bahkan muncul peraturan baru. Bagi mereka yang kalah, keesokan harinya ga boleh jajan! Ga berat? Itu berat banget hukumannya.. Anak-anak ini pada hobi banget jajan. Apalagi si Tomi. Kerjaannya jajan mulu! Ngabisin duit orang tua deh pokoknya. Hehe..

Benar aja kan, diberi sanksi seperti itu, si Tomi langsung menang terus! Padahal sebelumnya lebih sering kalah. Emang deh ya, terkadang emosi bisa mengatur otak untuk menjadi lebih baik. Hehe.. Tapi ternyata, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti ada jatuhnya juga. Setelah melihat kekalahan si juragan jajan ini, kami langsung berteriak "Tomi besok ga boleh jajan! Horeee..!!" Haha..

Ternyata si cilik licik ini tidak tinggal diam. Dia mengancam mau kabur lah, mau bangun pagi, mau jajan pas ngikut Depit ke sekolah lah. Ga boong, dia bener-bener kepikiran sama hukumannya. Sampe ga mau tidur. Alhasil kami sekelompok yang tersisa harus pura-pura ninggalin si Tomi tidur, biar dia tidur juga. Masih penasaran, Tomi malah masuk ke kamar dan menggelitik kaki kami semua. Dengan akting pas-pasan, kami mencoba bertahan di posisi pura-pura tidur sampai dia keluar. Hehe.. Beberapa saat kemudian, William mengintip keluar, karena dia merasa keadaan sudah aman. Oh tidak, ketauan sama si Depit, yang langsung berteriak "Mamaa! Pintunya tadi kebuka dikiit!!" Hadooh.. Merasa ketauan, eh ternyata si Depit justru ngira pintu itu kebuka sendiri. Kasian dia ketakutan. Dia kira kita emang udh tidur beneran. Hehe..

Malam terus berlanjut sambil ditemani sepi dan rintikan hujan. Tidak ada kunjungan ke kang Nana. Kenapa? Karena niat awal ngibulin si Tomi, eh malah keterusan. Abi dan Lidya malah tidur beneran. Ditambah tidak adanya Jaka dan Dika yang biasanya paling semangat buat ngajak kesana. Walaupun kami sempat terbangun untuk sikat gigi berempat, niat hang out tetap surut.

Ya beginilah kehidupan 4 orang anggota kelompok yang tersisa hari ini. Ada Amanda, Lidya, Abi, dan William. Oh iya, besok Ci' Nessia balik ke kampung! Horee! Hehe..

Sudah sepertiga jalan buat kehidupan di Pulosari nan dingin ini. Mudah-mudahan semakin hari ke depan, semakin lancar deh. Doakan ya! See you tomorrow all..

Day 9

Selasa, 10 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah (Jaka)

Sebelumnya, kami mau mengucapkan terima kasih buat keluarga dan temen-temen yang udah setia ngebaca blog ini (ataupun yg ada di Facebook Jaka) atau bahkan senantiasa menunggu update setiap harinya. Thank you..

“LIDYAAA!!” Pagi hari jam 8.00, suara bawel bu Ayi sudah meramaikan rumah. Kami yang masih tidur tergabung di ruang tamu sontak terkaget. Ternyata bu Ayi sudah membawa pasukan buat produksi. Total 4 ibu-ibu saudara dan kerabat dekat bu Ayi dan bu Pipi sudah meramaikan rumah.

Kami memang merencanakan produksi besar kedua hari ini. Dan Bu Ayi sudah mau mulai mencoba sendiri buat produksi kali ini. Sesuai yang kami jelasin di blog Day-1, nantinya, produk yang kami ciptakan di Sukabumi ini, akan dilanjutkan oleh mitra (keluarga angkat) di rumah masing-masing, setidaknya selama 6 bulan. Kalau bisa lanjut terus ya semakin baik. Dan ternyata bu Ayi sudah menunjuk tim produksi sendiri, yang pagi ini sudah berhasil menggetarkan rumah.

Kami sekelompok (5 orang tersisa), kali ini hanya berperan sebagai pengawas. Terutama untuk penempatan SOP (Standart Operation Procedure) di kegiatan produksi, juga sedikit membantu hal-hal mudah seperti mengupas pisang. Alangkah terhenyut kami melihat kelihaian si ibu-ibu ini mengupas, memarut, dan menggoreng pisang bahan Sadeees. Mahir beneeerrr!!!

Ukuran potongan pisang bisa sama (kendala terbesar kelompok kami), menggoreng lancar (Jaka langsung minta ampun), bahkan sampai proses penirisan minyak pun bisa membuat kami terkagum. Ingin rasanya kami langsung packing dan pamitan pulang. Hahaha.. Mantap!

1 tandan pisang tergoreng sudah menjadi keripik, hanya butuh waktu sekitar 2 setengah jam. Tipis, bentuk teratur, dan tidak bisa dibohongi kalau rasa kripik pisang menjadi lebih renyah. Aduh, pokoknya mantap! Bersama-sama, kami juga mencoba memberi bumbu ke beberapa ratus gram pisang untuk uji coba. Ntah gimana caranya, itu bumbu bisa tersebar rapi sampai tidak ada 1 keripikpun yang tidak berwarna merah kecoklatan. Senang! Terima kasih ya ibu-ibu.. Besok datang lagi ya!

Kenapa besok? Ya namanya ibu-ibu kegiatannya banyak. Jadi proses produksi lanjutan baru bisa dilakukan keesokan paginya. Hehe..

Ada sebuah kejadian unik di kegiatan produksi kali ini. Jadi Jaka dan Dika sempat pergi ke daerah Talang (dekat pasar), untuk mencari saringan minyak yang lebih besar. Pinjam motor pak Cecep, dikendarai Dika. Padahal dia cuman bisa motor matic, tapi hajar aja lah! Barang sudah dapat, mereka iseng-iseng main ke Palasari. Kegagalan besar didapat krn tidak menemukan satupun rumah mahasiswa. Haha..

Jadi untuk ke Palasari, harus ngelewatin turunan terjal dan berhasil mereka lewati. Di jalan balik, turunan berubah menjadi tanjakan (ya iya lah ya), dan Dika melakukan kesalahan dalam pergantian persneling. Dia menggunakan gigi 2. Jadilah motor tersendat di tengah-tengah tanjakan. Disaat persneling dipindah ke gigi 1, yang terjadi motor malah terseret dengan posisi setengah standing. Terjungkal lah mereka berdua ke tanah. Jaka jatuh lebih dulu dilanjutkan tibanan Dika yang juga menghindar dari motor. Hahaha..

Dibantu 2 orang warga sekitar, perlahan-lahan kami dibantu berdiri, dan motor juga dibantu untuk dipinggirkan. Rasa takut motor rusak, ga enak sama pak Cecep, disertai tawa akibat mengingat kejadian jatuh yang cukup aneh. Setelah kejadian, kami baru sadar kalau kami jatuh di tepi jurang. Bukan jurang terjal, tapi jurang menuju perkebunan di bawah. Ya serem juga sih. Luka-luka kecil dan lumayan besar mewarnai tubuh Jaka dan Dika. Setelah berterima kasih kepada 2 orang yang membantu, kamipun menuju pulang.

Benar saja, 2 anggota kelompok kami yang malang ini kembali disambut gelak tawa oleh anggota kelompok yang lain. Haha.. Mereka langsung membersihkan luka. Tapi pak Cecep itu baik banget! Dia sama sekali ga nanyain tentang motornya. Padahal Dika sama Jaka udh minta maaf berulang kali karena ketakutan. Hehe.. Tapi ya emang gak knapa-napa sih motornya. Sudah lah, cukup jadikan selingan menarik di siang hari. Hehe..

Waktu terus berjalan sampai menjelang Magrib. 2 kali sehari, si Depit pergi ngaji ke Masjid. Kami selalu menanti dia pulang karena lucu banget! Setiap pulang ngaji, Depit yang menggunakan sarung dan terkadang dilengkapi baju koko, selalu mendatangi semua orang di rumah, termasuk kami, buat cium tangan. Aduh bener-bener anak yang soleh. Hehe..

Kami menghabiskan malam di rumah kang Nana. Kembali membawa tikar buat duduk di teras rumahnya. Malam ini kami berbincang agak serius. Dari perekonomian warga sekitar, pengeluaran perbulan, sampe cerita kang Nana yang susah payah membangun rumah. Jujur kami takjub sendiri. Bayangkan aja, untuk keluarga dengan 1 anak dan rumah, pengeluaran normal perbulan hanya sekitar 700-800 ribu. Bahkan biaya parkir di Pim 2 sudah bisa menghidupkan mereka selama 1 hari. Benar-benar aneh. Jarak dari Jakarta hanya 3 setengah jam, tapi pola kehidupan sudah berbeda total. Ya bisa ngebuat kami berfikir sejenak juga lah. Hehe..

Sekian cerita hari ini. Besok Jaka dan Dika pulang ke Jakarta sampe hari Minggu. Jadi buat sementara, penulisan blog bakal digantikan perannya dari Jaka ke Manda. Keep update ya!

Good nite everyone!

Day 8

Senin, 9 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah (Jaka)

Oh happy day! Hari ini William dan Manda balik ke kampung! Hehe.. Tapi jangan salah, ternyata ini hari juga menjadi berkabung kedua buat kelompok kami. Saatnya Abi dan Nessia pulang. Mereka bakal nebeng Tania pacarnya Abi yang tinggal di Palasari.

Kami memulai hari dengan packaging Sadeees. Abi dan Nessia akan membawa sample untuk dibawa ke Jakarta. Jadilah kami menyiapkan beberapa Sadeees kemasan 100 gram. Ada yang unik kali ini. Dengan parutan pisang yang lebih tipis, ternyata plastik sudah penuh, padahal berat baru sampai 75 gram. Senangnya! Ada cara baru buat lebih banyak mengambil untung! Hehe..

Terbayang saat Abi dan Nessia pulang, pertanda cuma tersisa Jaka, Dika, dan Lidya disini. Krn Manda dan William pasti baru sampai kesini di siang hari menjelang sore. Tapi terima kasih William! Pagi-pagi seekor ojek menghampiri rumah, membawa sesosok lelaki hampir sipit, yang menggendong sebuah tas ransel besar (juga membawa beberapa daftar titipan). Ternyata William! Kami bersuka ria menyambut William seperti kedatangan Presiden. Haha..

Tak lama kemudian, Tania datang dengan mobil yang sudah lebih dulu menjemput dia. Abi pun tersipu-sipu siap untuk pulang. Nessia langsung terlihat lebih putih krn berseri-seri bertemu kekasih pujaannya yang sudah menunggu di Jakarta. Katanya mau pacaran ke carefour. Haha..

Suasana sepi, sedikit mewarnai kediaman Pak Cecep. Tapi toh tidak berlangsung lama. Kegiatan siang sudah menunggu. William harus menemani Bu Ayi ke balai desa Palasari, buat ikutan kegiatan belajar untuk mitra (keluarga angkat), dari dosen Prasetiya Mulya. Kegiatan ini akan dilakukan setiap hari Senin dan Rabu.

Sementara itu, si pasukan tersisa, Jaka Dika dan Lidya akan mengontrol ke warung sekitar yang sudah dititipkan Sadeees. Dengan penuh detak degub jantung yang cukup kencang, kami mulai berjalan. Tapi alangkah senangnya kami melihat perkembangan produk kami tercinta. Dari 5 warung besar yang dititipkan, produk Sadeees hanya tersisa 2-3 plastik. Untuk percobaan pertama masuk pasar, hasil ini cukup membuat kami tersenyum. Beberapa saran dan kritik kembali kami terima dari para empunya warung. Ayo! Maju terus Sadeees! Hehe..

Setelah menikmati bakso Ojolali di samping Pasar Ubud, kamipun mengarah pulang. Sepi! William & Bu Ayi belum pulang, Pak Cecep juga ga ada. Suara Depit dkk tidak meramaikan rumah. Suasana ini bertahan sampai kurang lebih 1 jam. Ga enak deh, bener-bener kerasa sepi.

Perlahan-lahan kehidupan di rumah kembali normal. Dan akhirnya! Yang juga paling ditunggu-tunggu! Amanda dataanng! Dijemput koh William ke rumah kelompok Tyo di Pulosari bagian bawah. Senangnya melihat keceriaan Manda yang juga membawa daftar pesanan dengan beberapa kantong plastik berlabel Hero (terima kasih juga buat ibunya Manda yang sudah banyak membelikan, hehe..). Ada snack, obat, bumbu masak, dan belasan barang lainnya. Haha..

Day 7

Minggu, 8 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah (Jaka)

Singkat cerita, hari ini hari yang membosankan. Jadi ga banyak yang bisa diceritain. Tapi pasti tetep aja ada yang seru. Jadi jangan klik tanda silang dulu ya. Tetep baca aja sampe bawah. Hehe..

Kejutan! Pagi ini kami dibangunkan sama pak Uci Marshall, si Kepala Desa Pulosari, yang katanya sakti, dulunya mantan preman, banyak ilmunya, ya gitu lah kata orang-orang. Tapi semua perkiraan itu langsung ilang kalo udh ngeliat senyuman pak Uci yang manis. Hehe.. Hebohnya, beliau datang disaat kita masih posisi tidur gabung berlima di ruang tamu. Terkejut, pak Uci singkat berkata “Silahkan dilanjutkan istirahatnya..” Haha..

Sarapan, nganggur, duduk, baca novel, nulis blog, facebook, denger musik, makan siang, dan segala kegiatan ga penting yg lain. Itu aja yang kita lakuin sepanjang hari sampe tikar di lantai pun udh merasa bosan kami duduki. Sungguh ciri-ciri pengangguran tulen. Hehe..

Melihat ke dapur, ternyata masih ada sisa Pisang Nangka mentah yang masih utuh, siap diolah. Seperti mendapatkan anugrah, kami langsung semangat untuk produksi. Kali ini, kami mencoba untuk memarut pisang dengan potongan yang lebih tipis. Dengan maksud supaya lebih garing waktu digoreng dan hasil akhir semakin banyak. Alhamdulillah sukses dan lancar. Masalah yang tersisa hanya bentuk akhir pisang yang masih berantakan. Pecah-pecah, tidak seragam. Kami masih terus mencari solusi untuk hal ini. Ada masukan?

Sisa hari kami gunakan untuk mandi, makan, dan kembali menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang penting. Aduh, pokoknya ngebosenin deh hari ini. Bahkan mungkin ngebuat semua pembaca blog ini juga pada bosen. Maaf ya.. Hehe..

Sampai di malam hari, kami masih tetap tidur gabung di ruang tamu. Tapi tidak ada kegiatan sikat gigi bareng-bareng berlima seperti malam sebelumnya. Oh iya, kita belom cerita ya? Haha.. Jadi smalem waktu pulang dari rumah kelompok tetangga, sangking takutnya, kita sikat gigi berlima! Bareng di dalam kamar mandi yang sempit. Sampe ga ada lagi tempat buat membuang busa yang udah memenuhi mulut. Alhasil, Lidya yang udah kepedesan odol, terpaksa membuang busa ke atas kaki Jaka, yang hanya bersikap pasrah sambil melegakan dada. Haha.. Pokoknya kita lucu deh kalo udh ketakutan.

Lanjut ke cerita hari ini! Setelah mendengar dongeng Bu Ayi (seru bgt kalo ngedengerin dia cerita, HEBOH! Haha..), kami memutuskan untuk tidur. Kecuali Dika dan Jaka yang masih berencana nonton bola jam 1 pagi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk membuang waktu di kedai pulsa kang Nana. Statis ya? Hehe.. Ya bgitulah, namanya juga cuman tempat pulsa itu yang bisa jadi hiburan tambahan disini. Jadi kami ya betah-betah aja buat sekedar nyusu, ngopi, atau ketawa-ketawa disitu.

23.30 Jaka dan Dika pulang, Abi Lidya dan Nessia sudah tidur. Mereka pun langsung mengambil posisi depan tv. Baru sekitar 3 menit bersantai, tiba-tiba, BLEP! MATI LAMPU! Sedikit panik berdua, langsung mencari-cari senter buat keluar rumah, menyalakan kembali lampu dari meteran listrik di luar. Mengintip keluar melalui pintu, ternyata gelap gulita! Mati lampu satu Desa! Adoh ga penting banget! Salah timing buat mati lampu. Haha..

Menunggu 1 jam, lampu belum juga menerangkan. Mereka yg sudah tidurpun terbangun, kecuali Abi yg hanya bisa mengigau. Haha.. Terkadang, ada suara motor dan kentungan ronda di luar rumah yang cukup melegakan hati.

Rasa mencekam perlahan hilang. Pelan-pelan, kami coba untuk tidur. Susah payah akhirnya berhasil. Kecuali Dika yang masih berusaha terjaga, siapa tau lampu menyala sebelum pertandingan Barcelona dimulai. Listrik memang menghidupi diri sekitar pukul 1.00. Tapi Jaka yang awalnya bermaksud menemani, nampaknya gagal. Mata tak lagi bisa diajak kompromi. Dikapun pasrah karena ketakutan kalau nonton sendiri. Jadilah kami semua mematikan diri selama beberapa jam sampai pagi. Hehe..

See you tomorrow!

Day 6

Sabtu, 7 Februari 2009
written by : Muhamad Septiansyah (Jaka)

Sungguh mengagumkan. Amanda Siallagan yang semakin hari semakin mantap dengan keahliannya memasak bumbu Sadeees, hari ini menjadi yang paling pagi dalam persaingan bangun tidur. Wow! Jaka yang tidak terbangun Subuhpun langsung mengaku kalah. Haha..

Oh iya belum sempet cerita. Setiap pagi, Jaka yang sepanjang hari ini mengeluhkan koneksi internet di handphonenya, mempunyai kebiasaan unik. Setiap pagi dia selalu mencoret angka di sebuah kalender Gerindra yang menempel di dinding ungu ruang tamu. Setiap coretan selalu disertai tepukan tangan dari anggota kelompok lain. Untuk hari ini, mencoret tanggal 6, pertanda 24 days to go! Masya Allah masih lama.

Hari ini hari berkabung pertama buat kelompok kami. Amanda dan William akan berpulang ke tanah Jakarta. Dijemput pacarnya Manda ke sini(mungkin ini yg ngebuat Manda bangun paling pagi). Mereka bakal balik lagi kesini hari Senin. Ya sementara juragan finance si William akan digantikan perannya secara menyeluruh sama Nessia. Kalo peran Manda memasak bumbu Sadeees, kita rasa gampang aja digantikan siapapun. Hehe..

Aktifitas di sabtu nan cerah tanpa rintikan hujan ini kami mulai dengan kegiatan packaging. Jaka siap di mesin sealer, Nessia Lidya Abi siap di depan plastik, timbangan, dan Sadeees, William siap dengan tissue untuk membersihkan minyak di bagian atas plastik, Manda siap dengan puluhan label, Dika ngapain ya? Nanti kita inget-inget dulu yaa.

Ada 2 bentuk packaging Sadeees. Untuk konsentrasi pasar Jakarta atau kota lainnya, kita kemas bungkus seberat 100 gram. Akan dijual dengan harga 4-5 ribu. Untuk pasar daerah sekitar Pulosari dan Palasari, kita menyiapkan kemasan 25 gram yang akan dijual 500 rupiah. Kenapa harga segitu? Krn di daerah sekitar sini, cemilan seperti Sadeees kemungkinan tidak akan laku kalau dijual melebihi Rp 500,-.

Manda dan William juga bakal bawa beberapa bungkus ukuran 100 gram ke Jakarta siang ini. Buat dikenalkan ke keluarga dan kerabat terdekat. Tapi tetap saja, konsentrasi utama kami menyiapkan kemasan 25 gram karena akan secepatnya disebarkan siang ini ke warung sekitar untuk tes pasar. Target 5 warung besar sudah disiapkan, setelah survey yang dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung selama beberapa hari ke belakang.

Proses packaging masih berjalan, sampai sudah si Dito pacar Manda ke rumah pak Cecep. Kita cukup bingung juga dia bisa dengan mudahnya sampai padahal perjalanan kesini cukup jauh dan sulit dijangkau. Tapi ya demi mengejar cinta di pelupuk daun pisang, mungkin sampai ke RRC tanah lahir Nessia pun, Dito yang menimba ilmu di S2 Prasmul ini, bisa menjemput Manda. Haha.. Untung Manda sudah cepat-cepat mandi, menghilangkan bau minyak tanah yang setiap hari datang menyerbak dari kompor tradisional di dapur.

Ucapan selamat tinggal dan daftar titipan barang kami ikhlaskan kepada Manda dan William. Sejenak setelah mereka pergi, rasa sepi langsung menghantui rumah kami. Depit dan Tomipun belum pulang dari sekolah. Pak Cecep sama Bu Ayi juga lagi pergi. Untungnya permainan kartu bisa menghibur sambil berlogat Cina atau menyautkan “Bade kamanaaa?” Buat teman-teman kelompok lain yang lewat depan rumah.

Sekilas tentang produk kelompok lain, kami semua memproduksi produk yang berbeda-beda. Bahan baku boleh sama, tapi hasil pengolahan harus beda. Ada yang buat kripik singkong “Si Engkong”, kripik pisang coklat, dodol pisang, kripik ubi stick, kripik nasi seperti jipang, semprong, dan lain-lain. Rata-rata berbentuk snack. Ada yg juga sudah mulai produksi besar, tapi banyak juga yang masih dalam tahap uji coba dan penyempurnaan produk. Tiap-tiap kelompok biasanya saling memberi masukan buat produk kelompok lain.

Setelah lewat waktu Dzuhur, kami mulai keluar rumah untuk menyebarkan Sadeees ke warung-warung sekitar dengan maksud untuk menitip jual. Kami menghargai Sadeees seharga Rp 400,- dan mereka akan menjual dengan harga Rp 500,-. Alhamdulillah, sesuai rencana, 5 warung yang sudah kami rencanakan, menerima Sadeees dengan baik.

Kami menitipkan 10 bungkus kemasan 25 gram dan memberikan 1 bungkus gratis untuk dicoba langsung oleh empunya warung. Masukan demi masukan kami terima dari setiap penjaga warung. Rata-rata mereka menyampaikan, kalo jualan di daerah sini, jangan terlalu pedas. Krn warga sekitar biasanya kurang doyan yang pedas, apalagi anak-anak. Kami terima dengan baik setiap saran dan kritik yang ada, sambil terus mencari jalan keluarnya.

Salah satu warung makan bakso “Planet Bakso” malah mau nerima yang kemasan 100 gram. Dia kedai bakso ini dia juga ngejual Talating (kripik talas, yang merupakan proyek senior kami di tahun lalu) dengan berat kemasan yang sama. Kami sangat menyambut baik permintaan bu Yayah si empunya Planet Bakso. Krn profit dari kemasan 25 gram terbilang tipis. Mungkin hari senin atau selasa nanti kita bakal drop Sadeees 100 gram kesitu.

Sambil jalan pulang, kita sempatkan buat bersilaturahmi ke rumah teman-teman seperjuangan. Mampir ke kelompok winston sama kelompok lia. Ketemu juga di jalan sama kelompok dipta si kelompok tetangga, sekalian mereka ngundang bakar-bakar ikan nanti malem di rumahnya. Siap bermalam minggu! Hehe..

Singkat cerita, sesampainya kami di rumah, ntah kenapa muncul semangat untuk produksi produk revisi. Berbekal segala masukan dari warung sekitar, kamipun memanfaatkan sisa kripik pisang yang sudah digoreng, untuk diberi bumbu racikan baru. Walaupun cuma ber-5, ternyata tidak mengurangi spirit Sadeees di diri kami. Waktu satu jam sudah cukup untuk memenuhi satu toples besar berisi sekitar 1 kg Sadeees. Besok siap untuk packaging!

Lewat Magrib, kami sengaja untuk tidak makan malam. Menunggu pukul 9 untuk ke rumah kelompok tetangga, memenuhi undangan malam minggu, bakar-bakar ikan. Hehe.. Cukup mati gaya, udh bosan di rumah, tapi males bergerak. Kalau suasana udh sperti ini, biasanya logat Cina langsung memenuhi ruang tamu. Sambil sesekali mengulang pelajaran dari kang Nana.

Kalau jam segini, ruang tamu tidak diramaikan oleh kehadiran Jaka. Dia senantiasa duduk di teras, setiap hari setelah Magrib sampai sekitar Isya. Sang juru tulis blog ini selalu menyelesaikan tugasnya di tengah-tengah udara malam yang dingin. Memang aneh, tapi enak katanya. Walaupun terkadang dia masuk ke dalam rumah kalau sudah ada suara “Ehemm..” yang datang ntah dari mana. Haha..

Menghabiskan waktu, kami sekelompok banyak ngobrol sama Bu Ayi. Malam ini dia cerita pengalaman kunjungan terakhir ke Jakarta, tahun 1994. Udh lama ya? Haha.. Banyak yg lucu. Dari naik eskalator pegangan sama kakek-kakek, nangis di simulator robocop dufan krn dibedil (ditembak) dari layar di depan, bingung sama keran air di KFC (ternyata itu buat ambil sambel, haha..), dan masih banyak lagi. Kami ngajak Bu Ayi ke Jakarta lagi biar nanti jalan-jalan sama kita. Semoga dia mau deh nanti-nanti ngajak si Depit.

Tepat jam 9 malam, kami jalan ke rumah kelompok Dipta. Melewati sebuah sekolah yang terkenal angker. Jalanan yang gelap dihiasi kebun pisang yang mencekam. Ya bgitulah jalan ke rumah kelompok Dipta. Cukup dekat, masih satu jalan dengan rumah Pak Cecep, tapi cukup menguji mental. Senterpun hanya berani menerangkan kaki masing-masing. Jangan coba-coba menoleh ke arah sekolah deh pokoknya. Haha..

Kayu sudah dibakar oleh warga sekitar yang ikut bermalam minggu. Kami bercengkrama, foto-foto, mempererat hubungan antar 2 kelompok, sambil menunggu terpanggangnya belasan ikan Nila beserta 2 panci nasi liwet yang lagi dimasak Ibu Maysaroh, si empunya rumah. Lapar!

Kurang lebih satu jam menunggu, sekarang waktunya makan! Ditemani api unggun kecil yang spertinya tidak berhasil meredakan rasa dingin, kami duduk berbaris, mengikuti bentuk 2 buah daun pisang lebar panjang yang tertata rapi di depan kami, berperan sebagai piring makan malam kali ini. Jadi setiap sendok nasi ditumpahkan di atas daun pisang, di depan masing-masing peserta makan, dihiasi sebuah ikan nila yang sudah dibakar, beserta sambal kecap dan sambal jahe yang sangat nikmat.

Pengalaman yang cukup baru. Makan beramai-ramai dengan cara yang berbeda. Rasa makanan yang enakpun menjadi kepentingan nomor 2 (walaupun malam ini emang beneran enak banget), dan perasaan seru, ramai-ramai, serta unik sudah membuat kami makan lebih lahap dari biasanya. Untuk lebih jelasnya, nanti kami sertakan foto-fotonya disini ya. Hehe.. Kenyang! Santapan malam hari ini diakhiri dengan segelas air putih hangat yang tidak kalah nikmatnya..

Ngalor ngidul tanjung kimpul, sudah saatnya kami pulang ke rumah. Jarum jam dengan lantangnya menunjukkan pukul 23.30. Pamitan, dan kami siap menelusuri jalan yang singkat tapi terus mengancam dengan rasa seramnya.

Kurang lebih sudah sekitar 50m kami berjalan tunduk, Jaka yang berjalan paling depan, memberanikan diri untuk mendongak. Ternyata kegagalan besar. Terlihat liukan jalan sangat gelap mencekam di depan. Dalam sepersekian detik, Jaka berbalik badan sambil setengah berteriak “Gue ga berani!” Langsung sukses membanting mental satu kelompok. Haha.. Semua orang di rumah Dipta sontak tertawa melihat kami semua terbirit-birit berjalan balik. Hahaha..

Akhirnya kami ditemani pulang sama pemuda sekitar, si rifan (ripan) dan 2 temannya. Maksud hati lega, si ripan malah malah nakut-nakutin terus. Hadoh! Makin ga ada gunanya ditemenin. Hehe..

Sampe rumah, masih diselimuti rasa takut, sementara tinggal berlima yang berjuang disini. Akhirnya kami memutuskan buat tidur gabung di ruang tamu. Diatur sedemikian rupa, bisa juga ternyata kami menumpuk di surga pulosari ini alias ruang tamu.

Cerita belum selesai, 3 orang tidur, Jaka dan Dika memutuskan untuk menonton bola di RCTI (Bravo MNC Group!) jam 1.45. Kegiatan menonton dan minum kopi berjalan lancar sampai jam 3.00. Ntah kenapa dari hari sebelumnya kami suka mendapatkan pengalaman aneh setiap sekitar jam 3. Hari sebelumnya Lidya yang mengalami bergetarnya jendela kamar. Sekarang giliran jendela di belakang TV yang sedang dinikmati Jaka dan Dika, seperti diketok-ketok ntah sama siapa. Untungnya siaran Real Madrid bisa dengan mudah mengalihkan perhatian.

5 menit kemudian, terdengar suara yang lebih kencang dari ruangan sebelah yang dipisahkan pintu kayu dan kaca. Kali ini Jaka memberanikan diri untuk melihat. Sejenak, Jaka pun langsung beristighfar kencang setelah melihat sesosok putih berbentuk wanita yang lewat. Ya sudah pasti Dikapun tegang menanti ucapan lain yang keluar dari mulut Jaka selain bacaan Istighfar. Dan tiba-tiba, “Jakaaaa...” Rupanya bu Pipi udh bangun!!! Hadoohh ibuuu!! Bikin jantungan.

Sudah lah. Udh kepanjangan cerita di malam minggu. Ini ada ketelatan update juga. Secepatnya nanti ditulis cerita kehidupan di hari Minggu yang membosankan.. Bosan knapa? Tunggu aja ya..

Keep reading!